STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan tren penghimpunan dana di pasar modal masih terus menunjukkan arah positif. Hingga Mei 2025, nilai Penawaran Umum tercatat mencapai Rp65,56 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp3,31 triliun berasal dari 6 emiten baru yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan saat ini terdapat 85 pipeline Penawaran Umum. Estimasi nilai indikatif dari pipeline tersebut sebesar Rp74,94 triliun.
“Terdapat 85 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp74,94 triliun,” ujarnya, dalam konferensi pers RDK Bulanan Mei 2025, di Jakarta, Senin (2/5/2025).
Salah satu rencana IPO yang belakangan ramai diperbincangkan datang dari klub sepak bola Persib Bandung. CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn Timothy Sugita, menyatakan pihaknya berniat melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun depan.
Isu ini mencuat setelah Presiden Klub Persib Bandung berdiskusi dengan Maruarar Sirait. Nama terakhir dikenal luas sebagai penggagas Piala Presiden sejak 2015.
Namun, apakah Persib Bandung sudah masuk dalam daftar pipeline IPO yang dimiliki OJK?
Inarno menegaskan, hingga saat ini belum ada komunikasi resmi antara manajemen Persib dan OJK. “Maupun pernyataan pendaftaran untuk IPO pun itu juga belum kami terima, belum diajukan oleh Persib Bandung,” imbuhnya.
Soal peluang klub sepak bola mencari dana segar melalui IPO, OJK memberikan sinyal positif. Inarno menyebut sudah ada preseden Bali United yang sukses mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode BOLA. “Jadi sangat memungkinkan untuk klub bola untuk IPO dan fundraise di pasar modal,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, juga menegaskan posisi bursa yang tidak bisa mengonfirmasi rencana IPO perusahaan manapun selama belum ada pernyataan pra-efektif dari OJK. “Bursa Efek Indonesia tidak dalam posisi untuk menyampaikan informasi atau mengonfirmasi rencana dan proses IPO dari perusahaan manapun sebelum perusahaan tersebut memperoleh pernyataan pra-efektif dari OJK dan mengumumkannya kepada publik sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegas Nyoman di Jakarta, Senin (26/5).
Meskipun demikian, Nyoman menyampaikan bahwa BEI sangat mendukung perusahaan dari berbagai sektor, termasuk industri olahraga seperti Persib, untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.
Menurutnya, pendanaan melalui bursa bisa menjadi strategi pertumbuhan jangka panjang dan membuka peluang investasi baru bagi masyarakat. Ia mengingatkan seluruh perusahaan yang ingin IPO harus menyiapkan proses penawaran saham secara matang.
Persiapan tersebut mencakup aspek keuangan, hukum, tata kelola, dan keberlanjutan bisnis. Nyoman menekankan pentingnya prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG), keterbukaan informasi, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku setelah perusahaan tercatat.
“BEI selalu menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), keterbukaan informasi, serta kepatuhan terhadap regulasi dan ketentuan setelah tercatat,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan kesiapan perusahaan yang matang akan berdampak besar pada kepercayaan investor. Hal ini dinilai dapat menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi semua pihak terkait.