Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$3,48 miliar pada Oktober 2023. Surplus ini berasal dari sektor nonmigas US$5,31 miliar, sedangkan di sektor migas mengalami defisit US$1,83 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai US$22,15 miliar, sementara impor sebesar US$18,67 miliar.
Menurut siaran pers BPS di Jakarta, dikutip Kamis (16/11), ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2023 mencapai US$20,78 miliar, naik 7,42% dari bulan September 2023, dan turun 11,36% jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas Oktober 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar, turun 12,15% jika dibandingkan periode sama 2022. Demikian juga ekspor nonmigas turun 12,74% menjadi US$201,25 miliar selama Januari-Oktober 2023.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas pada Oktober 2023 dibandingkan September 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$673,1 juta (24,61%). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$86,8 juta (7,48%).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Oktober 2023 turun 10,30% dibanding periode sama 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan dan perikanan turun 10,44% serta eskpor hasil tambang dan lainnya tergerus 20,80%.
Ekspor nonmigas Oktober 2023 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$5,78 miliar, disusul India US$1,87 miliar dan Amerika Serikat US$1,82 miliar. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing US$3,66 miliar dan US$1,26 miliar.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai US$18,67 miliar, naik 7,68% dibandingkan September 2023, namun turun 2,42% jika dibandingkan dengan Oktober 2022.
Menurut siaran BPS tersebut, impor nonmigas Oktober 2023 mencapai US$15,46 miliar, naik 10,37% dibandingkan September 2023, namun merosot 1,94% dibandingkan Oktober 2022.
Adapun nilai impor migas pada Oktober 2023 sebesar US$3,21 miliar, turun 3,66% dibandingkan September 2023, namun turun 4,68% dibandingkan Oktober 2022. Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Oktober 2023 dibandingkan September 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$386,8 juta (21,06%). Sementara pennurunan terbesar adalah besi dan baja sebesar US$47,4 juta (5,30%).
Tiga negara importir nonmigas terbesar ke Indonesia selama Januari-Oktober 2023 adalah Tiongkok senilai US$51,03 miliar, Jepang US$13,92 miliar, dan Thailand US$8,55 miliar. Adapun impor nonmigas dari ASEAN senilai US$25,78 miliar dan Uni Eropa US$11,80 miliar.
Adapun menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Oktober 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2.749,3 juta (9,32%) dan barang konsumsi US$1.138,6 juta (6,96%). Sementara impor bahan baku/penolong turun US$19.317,3 juta (12,65%).