STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia melemah pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (20/12/2024) waktu setempat. Investor tertekan oleh data inflasi Jepang dan keputusan suku bunga Bank Sentral China.
Mengutip CNBC International, Bank Sentral China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman. Suku bunga satu tahun tetap di 3,1%. Sementara itu, suku bunga lima tahun berada di 3,6%. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas pinjaman korporasi dan rumah tangga.
Namun, keputusan tersebut tidak mampu mengangkat pasar. Indeks Hang Seng di Hong Kong stagnan menjelang penutupan. CSI 300 di China daratan turun 0,45% ke 3.927,74.
Jepang menjadi sorotan setelah merilis data inflasi November. Inflasi inti mencapai 2,7%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 2,6%. Inflasi utama naik menjadi 2,9%, dari 2,3% pada Oktober.
Akibatnya, pasar Jepang ikut tertekan. Indeks Nikkei 225 melemah 0,29% ke 38.701,9. Indeks Topix turun 0,44% ke 2.701,99.
Korea Selatan mencatat penurunan paling tajam. Indeks KOSPI anjlok 1,3% ke 2.404,15. Sementara itu, KOSDAQ merosot 2,35% ke 668,31.
Australia juga mencatat kinerja buruk. Indeks S&P/ASX 200 turun 1,24% ke 8.067. Ini menjadi level terendah dalam tiga bulan terakhir.
Di sisi lain, pasar Amerika Serikat menunjukkan tren campuran. Dow Jones naik tipis 0,04%. Kenaikan ini mengakhiri tren penurunan terpanjang sejak 1974. Namun, S&P 500 turun 0,09%, dan Nasdaq melemah 0,10%.
Tekanan tambahan datang dari kenaikan imbal hasil Treasury AS 10 tahun yang mencapai 4,5%. Ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan utama bagi pasar saham.