Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Pasar Modal Dukung Pendanaan Program 3 Juta Rumah, Ini Skema yang Disiapkan OJK!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA – Salah satu program andalan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah pembangunan tiga juta rumah per tahun. Dengan dana triliunan, proyek ini diharapkan mampu menggerakkan sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Inisiatif ini juga memberi harapan baru bagi masyarakat untuk memiliki rumah yang layak.

Dalam peta jalan yang dirancang oleh tim satgas perumahan, targetnya adalah membangun 3 juta rumah setiap tahun. Sebanyak 1 juta unit akan dialokasikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di perkotaan. Sisanya, 2 juta unit, akan dibangun di wilayah pedesaan.

Pasar modal siap mendukung kesuksesan program pembangunan tiga juta rumah di Indonesia. Beragam skema pendanaan telah disiapkan untuk membantu perusahaan – perusahaan di sektor properti dan perumahan merealisasikan target ambisius ini.

Inarno Djajadi, Anggota Dewan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, menjelaskan ada dua cara utama yang bisa dimanfaatkan perusahaan di sektor properti.

“Tentunya untuk perusahaan-perusahaan di sektor properti, itu dapat melakukan penerbitan efek bersifat ekuitas, atau melakukan penawaran umum perdana, atau sering kita sebut dengan IPO. Dan juga yang kedua adalah, bisa melakukan penerbitan efek bersifat utang secara langsung atau melalui sejumlah produk investasi,” ujar Inarno, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (14/1/2024). Perusahaan di sektor properti atau perumahan dapat menerbitkan efek bersifat utang. Instrumen yang bisa digunakan adalah obligasi atau medium-term notes (MTN), bahkan long-term notes.

Selain itu, OJK juga menawarkan instrumen investasi yang dirancang khusus untuk mendukung pendanaan sektor real estate dan perumahan. Salah satunya adalah RDPT (Reksa Dana Penyertaan Terbatas). Melalui RDPT, perusahaan di sektor perumahan bisa mendapatkan pendanaan melalui efek ekuitas, utang, atau hybrid instrumen.

Tak hanya itu, instrumen inovatif seperti IKEBA (Instrumen Keuangan Berbasis Aset) juga menjadi opsi menarik. Dengan IKEBA, perusahaan atau lembaga keuangan dapat memperoleh dana melalui sekuritisasi aset keuangan. Aset tersebut meliputi piutang usaha,  account receivable, future revenue, atau future income. Skema ini memberi solusi bagi perusahaan untuk meningkatkan dana pembangunan.

Instrumen lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan di sektor perumahan adalah DIRE (Dana Investasi Real Estat). Instrumen ini bisa membantu perusahaan mendapatkan pendanaan melalui sekuritisasi aset fisik real estate. Skema ini dilakukan melalui kepemilikan efek yang terkait langsung dengan aset real estate tersebut.

Selain itu, instrumen lain yang disiapkan adalah EBA SP (Efek Beragun Aset Surat Partisipasi). Produk ini memungkinkan lembaga pembiayaan atau bank kredit perumahan untuk mendanai proyek dengan cara sekuritisasi aset keuangan berupa KPR. “Ini memungkinkan pendanaan terus berputar,” tambah Inarno.

Inarno mengungkapkan, kontribusi EBA dalam sektor ini terus menunjukkan tren positif. “Kontribusi EBA dalam pembiayaan perumahan saat ini dinilai cukup positif perkembangannya, tetapi ruang untuk pertumbuhan masih bisa dikembangkan lagi,” jelasnya.

Menurutnya, berbagai pihak seperti perbankan, lembaga pembiayaan sekunder perumahan, dan perusahaan sektor riil telah memanfaatkan EBA untuk melakukan sekuritisasi aset keuangan. Langkah ini menjadi alternatif pendanaan yang menarik di sektor pasar modal.

Investor juga tak ketinggalan memanfaatkan instrumen ini. Inarno menyebut, baik investor retail maupun institusi seperti perbankan dan manajer investasi telah berpartisipasi aktif dalam investasi EBA. “Saat ini, investor retail juga telah berinvestasi melalui instrumen EBA ini,” tambahnya.

Hingga kini, total penerbitan pendanaan sektor perumahan melalui instrumen EBA mencapai angka yang signifikan. Untuk pendanaan atas 7 IKEBA, nilai yang disalurkan mencapai Rp5,45 triliun. Sementara itu, EBA SP telah menerbitkan 10 instrumen dengan total nilai penyaluran pendanaan sebesar Rp8,7 triliun.

Artikel Terkait

Pertumbuhan Ekonomi RI Kalah Tipis dari Vietnam, Unggul dari AS dan Korsel!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan...

Kabar Gembira, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,99% di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian...

BPS, Inflasi Year on Year pada Juli 2025 sebesar 2,37%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru