STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak variatif pada akhir perdagangan Senin sore (28/4/2025) waktu setempat. Investor mencerna janji China untuk mendukung sektor industri serta perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan.
Mengutip CNBC International, akhir pekan lalu, Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, menyatakan bahwa negaranya akan “mengadopsi kebijakan makroekonomi yang lebih proaktif untuk mendorong tercapainya target pertumbuhan sepanjang tahun dan terus membawa stabilitas serta momentum bagi ekonomi global,” menurut terjemahan Google dari pernyataan resmi di situs kementerian.
Indeks CSI 300 di China daratan turun 0,14% dan ditutup di level 3.781,61. Indeks Hang Seng di Hong Kong nyaris tidak bergerak, berakhir di posisi 21.971,96.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,38% menjadi 35.839,99. Indeks Topix yang lebih luas menguat 0,86% ke 2.650,61.
Pasar saham Korea Selatan juga mencatatkan pergerakan tipis. Indeks Kospi naik 0,1% dan ditutup di level 2.548,86. Namun, indeks Kosdaq yang berisi saham-saham kapitalisasi kecil justru melemah 1,41% ke 719,41.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menguat 0,36% dan berakhir di level 7.997,10.
Sementara itu, pasar India mencatat kenaikan lebih tinggi. Indeks Nifty 50 melonjak 1,23%, sedangkan BSE Sensex bertambah 1,31% pada pukul 13.38 waktu setempat.
Investor juga mencermati perkembangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia. Berdasarkan laporan Bloomberg, Presiden AS Donald Trump memberi sinyal bahwa kemungkinan besar tidak akan ada jeda lagi untuk kebijakan “reciprocal tariffs”.