STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa Asia-Pasifik berakhir dengan hasil yang bervariasi pada penutupan perdagangan hari Selasa (1/10/2024) waktu setempat. Pernyataan dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, membuat para investor berada di persimpangan, tidak yakin apakah akan bergerak agresif atau menahan diri
Mengutip CNBC International, Powell menegaskan bahwa meskipun pemangkasan suku bunga besar sudah dilakukan, bukan berarti pemotongan berikutnya akan sama agresif. “Kami tidak terburu-buru untuk memotong suku bunga terlalu cepat,” ucap Powell saat sesi tanya jawab bersama ekonom Morgan Stanley, Ellen Zentner.
Powell mengisyaratkan bahwa jika kondisi ekonomi terus stabil, The Fed hanya akan memangkas suku bunga dua kali lagi sepanjang tahun ini, dengan total penurunan 50 basis poin. Saat ini, suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 4,75%-5%. Dengan rencana pemotongan ini, suku bunga akan turun menjadi 4,25%-4,5% pada akhir 2024.
Sementara itu, perhatian investor di Asia juga tertuju pada survei Tankan kuartal ketiga dari Bank of Japan (BOJ). Survei ini mengukur optimisme bisnis di kalangan perusahaan besar Jepang. Hasilnya, optimisme di kalangan manufaktur besar berada di level +13, stabil dibandingkan kuartal sebelumnya dan sesuai dengan prediksi jajak pendapat Reuters.
Sentimen di sektor non-manufaktur malah sedikit meningkat, dari +33 menjadi +34, melampaui ekspektasi Reuters yang berada di angka +32. Hal ini menandakan bahwa pelaku usaha non-manufaktur di Jepang lebih optimis dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Bank of Japan juga baru saja merilis ringkasan dari pertemuan mereka pada 19-20 September lalu. Saat itu, BOJ memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan meski The Fed baru saja memotong 50 basis poin. Beberapa anggota dewan BOJ menyatakan bahwa kenaikan suku bunga “tidak diinginkan” karena dapat memicu pengetatan kebijakan moneter secara berlebihan.
Salah satu anggota dewan BOJ bahkan menekankan bahwa ekonomi Jepang belum dalam posisi di mana kenaikan suku bunga dibutuhkan segera. “Ekonomi Jepang tidak tertinggal jika tidak segera menaikkan suku bunga,” jelasnya. BOJ berusaha menjaga stabilitas keuangan dan modal di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, Jepang melaporkan penurunan tingkat pengangguran untuk bulan Agustus menjadi 2,5%, turun dari 2,7% di bulan Juli. Angka ini lebih baik dari perkiraan para ekonom yang memprediksi tingkat pengangguran di 2,6%. Data ini menambah optimisme bahwa pemulihan ekonomi Jepang terus berjalan meskipun kondisi global penuh ketidakpastian.
Beberapa pasar Asia lainnya, seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan Tiongkok daratan, ditutup pada hari ini karena hari libur nasional. Tiongkok akan tetap tutup sepanjang minggu karena perayaan Golden Week.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 bangkit dengan kenaikan 1,93% ke level 38.651,97, setelah sebelumnya jatuh 4,8% pada hari Senin. Indeks Topix juga menguat 1,69% dan berakhir di 2.690,78.
Namun, di Australia, indeks S&P/ASX 200 tergelincir 0,74% dan ditutup pada 8.208,9, mundur dari level tertingginya sepanjang masa.