Rabu, Agustus 6, 2025
28.7 C
Jakarta

Pasar Saham Asia Menggila! Indeks Nikkei Melonjak 9% Usai Trump Tahan Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak menguat pada penutupan perdagangan Kamis sore (10/4/2025) waktu setempat. Ini mengikuti reli besar-besaran di Wall Street setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan jeda tarif selama 90 hari untuk hampir semua negara, kecuali China.

Mengutip CNBC International, pasar Jepang memimpin penguatan di kawasan. Indeks Nikkei 225 ditutup meroket 9,13% ke level 34.609. Indeks Topix juga melonjak 8,09% ke posisi 2.539,40.

Korea Selatan turut mencatatkan kenaikan signifikan. Indeks Kospi menguat 6,60% ke 2.445,06. Indeks Kosdaq yang berisi saham-saham kapitalisasi kecil juga naik 5,97% menjadi 681,79.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 4,54% dan ditutup di level 7.709,60.

Pasar China daratan ikut menguat. Indeks CSI 300 bertambah 1,31% menjadi 3.735,32. Sedangkan di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 2,06% ke level 20.681,78.

Lonjakan ini terjadi setelah Trump menghentikan sementara tarif tambahan terhadap negara-negara mitra dagang utama, namun tetap menaikkan tarif terhadap produk dari China.

AS resmi menaikkan bea masuk atas barang-barang dari China menjadi 125%. Langkah ini diambil setelah China mengumumkan balasan berupa tarif 84% untuk produk dari Amerika Serikat.

Wenli Zheng, Manajer Portofolio di T. Rowe Price, menyebut bahwa lonjakan tarif atas ekspor China ke AS dari 50% menjadi lebih dari 100% bisa menjadi penghalang besar.

“Tarif ini secara efektif bersifat menghambat dan kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan besar dalam perdagangan,” tulis Zheng dalam catatan hari Kamis.

Namun ia menjelaskan bahwa dampak langsung terhadap ekonomi China tidak sebesar yang dibayangkan.

“Untuk menilai dampaknya terhadap ekonomi China, perlu diketahui bahwa ekspor menyumbang 18% dari PDB China, dengan ekspor langsung ke AS hanya 15% dari angka itu. Artinya, hanya sekitar 2,7% dari PDB China, atau sekitar 3%-3,5% jika menghitung pengalihan perdagangan dan re-ekspor barang setengah jadi,” ungkap Zheng.

Ia juga menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan dalam indeks MSCI China hanya memiliki paparan pendapatan langsung ke AS sekitar 1%.

“Sebagian besar ekspor China ditujukan ke perusahaan multinasional atau produsen peralatan asli asal Taiwan,” ujarnya.

Meski begitu, Zheng tetap memperingatkan bahwa perusahaan China bisa terdampak secara tidak langsung akibat pelemahan ekonomi secara umum.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru