STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia melemah pada penutupan perdagangan hari Kamis sore (31/10/2024) waktu setempat. Ini menambah kegelisahan investor di kawasan Asia. Pelaku pasar menunggu langkah Bank of Japan (BOJ) dan data sektor manufaktur China, namun sayangnya tak ada kabar positif yang signifikan.
Mengutip CNBC International, BOJ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di 0,25%, tanpa sinyal mengenai kenaikan selanjutnya. Langkah ini mengecewakan sebagian besar investor. “Investor berharap BOJ akan memberikan sinyal baru, namun sayangnya arah kebijakan masih abu-abu,” ujar seorang analis di Jepang.
Dari China, indeks Manufaktur PMI berhasil naik ke level 50,1, menandakan ekspansi pertama sejak April. Meski mengalahkan prediksi ekonom yang memperkirakan angka 49,9, pelaku pasar tetap berhati-hati, terutama karena ketidakpastian ekonomi global masih mengintai.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,5% ke 39.081,25, memutus tren positif selama tiga hari. Topix, indeks yang lebih luas, juga turun 0,3% ke 2.695,51. Di Korea Selatan, indeks Kospi jatuh 1,45% ke 2.556,15, terendah sejak 11 September. Namun, indeks Kosdaq justru naik 0,66% dan ditutup di 743,06. Kinerja Samsung Electronics menjadi sorotan, dengan laba divisi semikonduktornya anjlok 40% dibandingkan kuartal sebelumnya, menghasilkan laba operasi sebesar 3,86 triliun won atau sekitar US$2,8 miliar.
Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,25% ke 8.160, level terendah sejak awal Oktober. Di sisi lain, Hang Seng Hong Kong berhasil menguat 0,13%, dan CSI 300 China sedikit stabil di level 3.891,03.