STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa Saham Eropa kembali mengalami guncangan besar pada penutupan perdagangan hari Kamis (3/10/2024) waktu setempat. Di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah, investor dibuat waswas. Sentimen negatif terus berkembang, menyebabkan banyak sektor saham anjlok tajam.
Mengutip CNBC International, Indeks regional Stoxx 600, yang melacak kinerja saham-saham di seluruh Eropa, terjun bebas 1%. Hampir seluruh sektor dan bursa utama di Eropa berada di zona merah. Sektor konstruksi dan material menjadi yang paling terpukul, mencatat penurunan hingga 2%. Namun, saham-saham energi justru menjadi pengecualian. Sektor ini berhasil naik tipis 0,3%, menjadi satu-satunya yang bertahan positif.
Saham otomotif juga merasakan imbas buruk. Penurunan drastis mencapai 2,17% terjadi setelah muncul kabar bahwa Uni Eropa berencana memberlakukan tarif tinggi, hingga 45%, pada produsen kendaraan listrik asal China. Produsen mobil Eropa seperti Stellantis dan Volvo terkena dampaknya. Saham Stellantis anjlok 4%, sedangkan Volvo merosot lebih dari 3%. Saham Porsche dan Renault juga mengalami penurunan yang signifikan.
Pada hari sebelumnya, Rabu, 2 Oktober 2024, pasar saham Eropa sempat mencatat pergerakan campuran. Investor menilai dampak konflik Timur Tengah dan laporan terbaru tentang tingkat pengangguran di zona euro. Tingkat pengangguran di kawasan tersebut tetap stabil di angka 6,4% untuk Agustus, yang merupakan angka terendah sepanjang sejarah.
Ketegangan semakin memanas setelah Israel melakukan serangan ke pusat Beirut, Lebanon, pada Kamis. Serangan ini dilaporkan menewaskan enam orang. Israel mengatakan, aksi tersebut adalah bagian dari pengejaran terhadap kelompok bersenjata Hezbollah yang didukung Iran. Operasi darat Israel di Lebanon dimulai sejak Selasa, dan serangan ke Beirut terjadi setelah Iran menembakkan sekitar 180 misil ke Israel sebelumnya. “Sebagian besar misil berhasil diintersep, dan tidak ada korban di Israel,” ujar otoritas setempat.
Kondisi geopolitik yang semakin tidak menentu ini membuat investor khawatir. Mereka mulai menarik diri dari aset-aset berisiko seperti saham. Kekhawatiran akan eskalasi konflik, terutama terkait pasokan minyak dari Timur Tengah, menjadi salah satu faktor utama yang memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham Eropa.
“Saat ketegangan meningkat, kita akan melihat lebih banyak investor beralih ke aset aman,” ujar seorang analis pasar. Ketidakpastian ini terus menambah tekanan pada pasar saham global, khususnya di Eropa.