STOCKWATCH.ID (LONDON) – Pasar saham Eropa mengalami tekanan besar pada penutupan perdagangan Jumat (6/9/2024) waktu setempat. Saham-saham utama di seluruh Eropa merosot tajam, menutup pekan yang penuh gejolak dengan penurunan signifikan.
Mengutip CNBC International, indeks regional Stoxx 600, yang melacak kinerja saham-saham di berbagai sektor Eropa, turun 2,5%. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak kemerosotan besar di awal Agustus. Penyebab utama dari jatuhnya pasar kali ini adalah sentimen negatif yang datang dari laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS), yang lebih buruk dari ekspektasi.
Data pekerjaan AS menunjukkan bahwa kenaikan payrolls hanya mencapai 142.000, jauh di bawah perkiraan 161.000. Meskipun tingkat pengangguran turun dari 4,3% menjadi 4,2%, angka tersebut tetap tidak cukup untuk meredakan kekhawatiran pasar.
Tidak hanya di Eropa, pasar saham di AS juga terperosok. Indeks S&P 500 turun 1,63%, dan Nasdaq anjlok lebih dalam dengan penurunan 2,48%. Ini membuat pekan tersebut menjadi yang terburuk bagi Nasdaq sejak awal tahun.
Emily Roland, co-chief investment strategist di John Hancock Investment Management, mengatakan, “Sentimen pasar benar-benar terpukul oleh laporan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, dan investor khawatir ini akan mendorong kebijakan agresif dari The Fed.”
Selain itu, saham Volvo Cars anjlok 5,7% setelah perusahaan mengumumkan penurunan target pendapatan dan margin keuntungan untuk jangka menengah. Hal ini menambah tekanan pada pasar saham Eropa.
Ke depan, pelaku pasar akan fokus pada data ekonomi Inggris, termasuk data ketenagakerjaan dan angka pertumbuhan ekonomi yang akan dirilis pekan depan. Di samping itu, pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) juga akan menjadi perhatian utama. Banyak yang memprediksi ECB akan melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga setelah jeda pada Juli lalu.