Selasa, Agustus 5, 2025
28.9 C
Jakarta

Pendapatan dan Laba ITMG Kompak Turun per September 2024, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan pendapatan sebesar US$1,657 miliar per September 2024, turun 9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar US$1,827 miliar.

Dari pendapatan tersebut, ITMG membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$273 juta dan laba bersih periode berjalan sebesar US$273 juta per September 2024. Hasil ini turun 33% dibandingkan periode yang sama tahun 2023, dimana laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$406 juta dan laba bersih periode berjalan sebesar US$405 juta.

Penurunan pendapatan ITMG di atas seiring dengan penurunan harga jual rata-rata batubara. Meski volume penjualan batu bara Perseroan mencapai 17,1 juta ton per September 2024, naik 12% year-on-year, namun harga jual rata-rata batu bara (ASP) merosot 20% year-on-year, sejalan dengan normalisasi harga batubara. Hal ini berdampak pada pendaptan Perseroan.

Agung Putra Sulaiman, Investor Relation ITMG, mengemukakan, seiring pendapatan, beban pokok pendapatan turun 3% menjadi US$1,178 miliar per September 2024, dari US$1,216 miliar per September 2023. Ini karena biaya royalti lebih rendah sejalan dengan penurunan ASP.

Peningkatan biaya penambangan dan transportasi batubara masing-masing sebesar 7% dan 9%. Ini disebabkan oleh peningkatan volume produksi menjadi 15 juta ton per September 2024, naik 12% dari sebesar 13,4 juta ton per September 2023.

Beban penjualan meningkat 43% year-on-year. Ini seriring dengan volume penjualan yang lebih tinggi selama periode tersebut sementara beban umum dan administrasi turun 26% year-on-year. Ini karena penurunan beban administrasi pertambangan.

“ITMG mencatat pendapatan keuangan sebesar US$30 juta per September 2024, naik 20% dari US$25 juta per September 2023, sementara biaya keuangan sedikit meningkat, dari US$2,2 juta menjadi US$2,7 juta per September 2024,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (12/11/2024).

Perusahaan juga membukukan pendapatan lain-lain sebesar US$4,8 juta per September 2024, seiring dengan keuntungan dalam kurs mata uang asing sebesar US$6,2 juta. Royalti kepada Pemerintah turun 30% menjadi US$187 juta, dari sebelumnya US$265 juta. Ini karena ASP yang lebih rendah, sejalan dengan harga acuan yang lebih rendah. Beban pajak penghasilan turun 25%, dari US$116 juta menjadi US$87 juta per September 2024.

Sementara itu, total aset pada akhir September 2024 naik menjadi US$2,346 miliar, meningkat 7% year-to-date dibandingkan dengan akhir tahun 2023 sebesar US$2,188 miliar. Total liabilitas meningkat menjadi US$508 juta per 30 September 2024 dari US$399 juta per 31 Desember 2023. Ini seiring dengan peningkatan utang usaha dan pinjaman bank jangka panjang baru. Adapun jumlah ekuitas mencapai US$1,838 miliar, naik 3% dari US$1,789 miliar per 31 Desember 2023. (*/yan)

Artikel Terkait

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

Kinerja Impresif Pasca IPO, Laba Bersih DKHH Capai 75% dari Target 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH),...

Dolar Ambruk! Pasar Yakin Suku Bunga AS Bakal Dipangkas Lagi!

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru