STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja pendapatan maupun laba PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengalami penurunan pada enam bulan pertama 2025. Penurunan kinerja SMRA tersebut disebabkan antara lain oleh kenaikan beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban operasi, serta biaya keuangan.
Menurut laporan keuangan SMRA per Juni 2025 yang diumumkan, Selasa 9 September 2025, pendapatan bersih tercatat turun 19,25% menjadi Rp4,58 triliun pada semester I 2025, dari Rp5,67 triliun pada periode sama 2024.
Pendapatan SMRA semester I 2025 didominasi oleh penjualan properti ke pihak ketiga yang meliputi, rumah, bangunan komersial, apartemen, dan kapling yakni   sebesar Rp2,97 triliun. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 28,91% dibanding Rp4,17 triliun pada semester I 2024.
Manajemen Perseroan berhasil menekan turun beban pokok penjualan dan beban langsung sebesar 15,5%, dari Rp2,69 triliun menjadi Rp2,28 triliun di semester I 2025. Namun, laba kotor SMRA merosot 22,66% menjadi Rp2,29 triliun pada semester I 2025, dibanding Rp2,97 triliun pada semester I 2024.
Beban penjualan Perseroan naik 10,04% menjadi Rp243,14 miliar dari Rp220,95 miliar pada semester I 2024. Adapun beban umum dan administrasi meningkat 18%, dari Rp527 miliar menjadi Rp622 miliar pada semester I 2025.
Beban operasi lainnya membengkak 4.503% jadi Rp66,34 miliar, dari sebelumnya Rp1,44 miliar. Akibatnya, laba usaha SMRA anjlok 38,54% menjadi Rp1,37 triliun pada semester I 2025, dibandingkan Rp2,23 triliun pada periode sama tahun 2024.
Adapun laba periode berjalan SMRA yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 33,19% menjadi Rp503,51 miliar (Rp30,50 per saham) pada semester I 2025, jika dibandingkan Rp753,68 miliar (Rp45,65 per saham) pada semester I 2024.
Total aset SMRA per Juni 2025 sebesar Rp, turun 5,49% dari Rp33,53 triliun per Desember 2024. Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas Perseroan per Juni 2025, masing-masing sebesar Rp20,63 triliun dan Rp14,74 triliun. (konrad)