Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Penjualan Naik Tapi Laba Aneka Tambang Turun 22,7%, Ini Penyebabnya

STOCWATCH.ID (JAKARTA) – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan laba Rp2,2 triliun (Rp91,60 per saham) pada Januari-September 2024, turun 22,7% jika dibandingkan Rp2,84 triliun (Rp118,54 per saham) pada periode sama 2023.

Penurunan laba di tengah kenaikan penjualan, menurut laporan keuangan per 30 September 2024 yang dipublikasikan Rabu (30/10/2024) disebabkan antara lain, oleh beban pokok penjualan ANTM yang membengkak 57,64% jadi Rp39,09 triliun pada Januari-September 2024, dari Rp24,8 triliun pada Januari-September 2023.

Direktur Utama ANTM Nico Kanter mengatakan, selama sembilan bulan pertama 2024, perseroan masih dihadapkan pada tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan.

Di tengah kondisi yang menantang tersebut, ANTM tetap berhasil mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualannya terutama komoditas nikel, sementara peningkatan permintaan dalam negeri dan keberhasilan strategi pemasaran mendorong penjualan komoditas emas naik signifikan.

Antam mencatat penjualan sebesar Rp43,20 triliun pada Januari-September 2024, naik 40% dari Rp30,89 triliun pada Januari-September 2023. Kontribusi penjualan bersih domestik mencapai Rp39,79 triliun atau setara 92% dari total penjualan bersih Antam selama sembilan bulan pertama tahun 2024.

”Strategi kami untuk memperkuat basis pelanggan domestik telah memberikan dampak signifikan, Antam tidak hanya berhasil memperkuat posisi strategisnya di dalam negeri, tetapi juga membangun ketahanan bisnis dari tantangan geopolitik dan ekonomi global,” tulis Nico dalam keterangannya.

Menurut Nico, pada periode sembilan bulan pertama 2024, ANTM  meningkatkan pangsa pasar domestik melalui produk segmen emas yang berkontribusi sebesar 83% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp 35,70 triliun, meningkat 85% dari capaian Rp19,29 triliun pada periode sama 2023.

Nico menjelaskan, pada sembilan bulan pertama 2024, ANTM mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kg (23.888 troy oz). Efektivitas dalam strategi pemasaran, inovasi produk dan penguatan pangsa pasar, berkontribusi pada peningkatan penjualan emas 9M24 sebesar 47% mencapai 28.567 kg (918.450 troy oz), jika dibandingkan capaian penjualan pada 9M23 sebesar 19.460 kg (625.654 troy oz).

Menurut Nico, kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada 9M24 berkontribusi sebesar 14% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan mencapai Rp 6,10 triliun. Kinerja penjualan segmen nikel dipengaruhi oleh tantangan perizinan yang terjadi di awal tahun 2024 sehingga berdampak pada penjualan perusahaan.

Sepanjang Januari-September 2024, volume produksi feronikel ANTM mencapai 15.244 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel sepanjang 9M24 mencapai 11.691 TNi. Sementara itu, volume produksi bijih nikel  ANTM mencapai 7,30 juta wet metric ton (wmt), dengan capaian volume penjualan bijih nikel ANTM pada 9M24 tercatat sebesar 5,71 juta wmt.

Pada 9M24, papar Nico, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina memiliki proporsi 3% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan mencapai Rp1,16 triliun. Sepanjang 9M24 ANTM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 637.713 wmt. ANTAM telah berhasil memasarkan produksi bauksit pada 9M24, sejalan dengan telah diperolehnya perizinan bagi perusahaan.

Di sisi lain, Antam mencatatkan total penjualan bauksit sebesar 97.430 wmt selama Sembilan bulan pertama 2024. Sementara untuk produk alumina, pada 9M24 ANTM melalui entitas anak perusahaan yang mengoperasikan pabrik CGA Tayan, PT Indonesia Chemical Alumina telah memproduksi 105.883 ton alumina. Volume penjualan alumina pada 9M24 mencapai 133.065 ton alumina, naik 23% dari penjualan alumina pada 9M23 sebesar 108.351 ton alumina. (konrad)

Artikel Terkait

Ini Cara Aktivasi Rekening Dormant BNI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Dolar AS Menguat, Pasar Tunggu Pengganti Gubernur The Fed Pilihan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru