STOCWATCH.ID (JAKARTA) – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp58,62 miliar (Rp37 per saham) pada Januari-September 2025, anjlok 41,1% jika dibandingkan Rp100,59 miliar (Rp63 per saham) pada periode sama 2024.
Menurut laporan keuangan per September 2025 yang dipublikasikan Selasa, 21 Oktober 2025, penurunan laba PJAA disebabkan antara lain oleh merosotnya pendapatan bersih Perseroan sebesar 9,4% menjadi Rp798,52 miliar pada Januari-September 2025, dari Rp881,44 miliar pada Januari-September 2024.
Pendapatan PJAA dari penjualan tiket pada sembilan bulan 2025 turun 14,44% jadi Rp537,84 miliar, dari Rp628,67 miliar periode sama 2024. Pendapatan hotel dan restaurant Perseroan turun 13,27% jadi Rp49,89 miliar, dari Rp57,53 miliar.
Manajemen Perseroan mampu menekan turun beban pokok menjadi Rp440,03 miliar, dari Rp443,10 miliar. Begitu juga beban usaha berkurang dari 199,95 miliar menjadi Rp194,20 miliar per September 2025. Adapun beban keuangan turun 26% jadi Rp56,47 miliar, dari Rp76,35 miliar. Namun, laba sebelum pajak PJAA terpuruk 38,67% jadi Rp87,94 miliar dari Rp143,41 miliar per September 2024.
Dari sisi neraca keuangan, total aset PJAA per September 2025 sebesar Rp3,43 triliun, turun 4,3% dari Rp3,59 triliun per Desember 2024. Jumlah liabilitas dan ekuitas per September 2025, masing-masing Rp1,68 triliun dan Rp1,75 triliun.
Harga saham PJAA pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Selasa 21 Oktober 2025 tercatat turun 0,93% menjadi Rp530 per unit dibanding sehari sebelumnya. Selama perdagangan periode 22 September 2025 sampai dengan 20 Oktober 2025, saham PJAA telah naik 3,88%, dari Rp515 menjadi Rp535 per unit. (konrad)
