STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membeberkan kemajuan sederet proyek besutan Perseroan. Itu antara lain proyek hilirisasi batu bara , pengembangan energi terbarukan, proyek angkutan batu bara dan manajemen karbon.
Niko Chandra, Corporate Secretary PTBA, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional. PTBA menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan nilai tambah batu bara. Di antaranya melalui kolaborasi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) dan berbagai perguruan tinggi.
“Perusahaan telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra potensial. Selain itu, PTBA sudah mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin,” ujar Niko dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (1/5/2024).
Terkait dengan pengembangan energi terbarukan menyusul terjadi aksi
transisi energi di seluruh belahan dunia, PTBA siap mendukung upaya pemerintah yang telah menargetkan Net Zero Emission pada 2060. PTBA pun memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Maka diversifikasi bisnis ke bidang energi baru dan terbarukan (EBT) dilakukan.
Perseroan sejauh ini telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yang sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020. PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). Selain dengan Angkasa Pura II, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022.
PTBA saat ini juga sedang mendalami peluang pengembangan EBT berbasis hydrogen, baik untuk kebutuhan sendiri maupun mendukung penguatan kebutuhan kemitraan dalam sistem rantai bisnis transportasi dan produksi PTBA di masa depan.
Mengenai proyek angkutan batu bara, PTBA telah memulai pembangunan fasilitas penanganan batu bara (coal handling facility) baru. Ini untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara melalui jalur kereta api relasi Tanjung Enim – Keramasan. Hal tersebut ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) yang dilakukan di Tanjung Enim pada 30 Desember 2023.
Niko menjelaskan, pembangunan fasilitas tersebut merupakan bagian dari kerja sama PTBA dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dalam pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim – Keramasan yang berkapasitas 20 juta ton per tahun. Sarana dan prasarana untuk moda transportasi angkutan kereta disiapkan oleh PT KAI, sementara untuk fasilitas dermaga di Keramasan dibangun PT Kereta Api Logistik (Kalog).
Adapun terkait dengan proyek manajemen karbon, Niko menegaskan, untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060, PTBA menerapkan Good Mining Practice dengan program-program dekarbonisasi. Hingga Maret 2024, tercatat total area reklamasi PTBA sudah mencapai 2.222,08 hektar (ha). Sedangkan total areal rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) per Maret 2024 sebesar 5.199,18 ha.
Tak hanya revegetasi lahan, PTBA telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi. Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan Pompa Tambang berbasis Listrik. PTBA juga telah mengoperasikan bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan Unit Pertambangan Tanjung Enim.
“Perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar. Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2060 yang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal,” tandas Niko.