Jumat, Desember 12, 2025
33 C
Jakarta

Rogoh Kocek US$48,5 Juta, Arkora Hydro Geber Proyek PLTA Pongbembe

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) memberikan penjelasan resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menanggapi permintaan penjelasan Bursa tertanggal 2 Desember 2025 terkait volatilitas transaksi. Manajemen ARKO membeberkan sejumlah informasi penting. Mulai dari perkembangan proyek baru hingga alasan pencatatan dividen negatif.

Salah satu fokus utama adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pongbembe. Perseroan baru saja menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) pada September 2025. Konstruksi proyek ini telah dimulai sejak November 2025.

Ricky Hartono, Direktur dan Corporate Secretary ARKO menjelaskan status terkini proyek tersebut. Pengerjaan fisik di lapangan sudah berjalan.

“Perkembangan Konstruksi saat ini sudah pada tahap persiapan awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan akses,” ujar Ricky dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/12/2025).

Proyek ini membutuhkan modal yang tidak sedikit. ARKO menyiapkan dana puluhan juta dolar Amerika Serikat. Sumber dananya berasal dari kantong sendiri dan utang bank.

“Nilai pendanaan yang diperlukan untuk pembangunan PLTA Pongbembe adalah sekitar USD 48,521,809, (Empat Puluh Delapan Juta Lima Ratus Dua Puluh Satu Ribu Delapan Ratus Sembilan Dolar) yang akan dipenuhi melalui kombinasi pendanaan ekuitas Perseroan dan pinjaman berjangka dari lembaga pembiayaan,” jelas Ricky.

Kehadiran PLTA Pongbembe diharapkan mendongkrak kinerja perusahaan. Selama masa konstruksi, proyek ini akan meningkatkan pendapatan melalui jasa konstruksi. Setelah beroperasi, pemasukan datang dari penjualan listrik ke PLN.

“Secara keseluruhan proyek ini memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi kinerja Perseroan,” tambahnya.

Selain Pongbembe, ARKO juga menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Kukusan 2 beroperasi komersial pada kuartal IV tahun 2025. Perseroan sudah menghitung potensi cuan dari proyek ini pada tahun 2026.

“Sehubungan dengan rencana COD pada tahun 2025, kontribusi pendapatan yang ditargetkan untuk tahun 2026 akan mengikuti ketentuan pencatatan ISAK 112 mengenai Perjanjian Konsesi Jasa, sehingga perkiraan pendapatan PT Arkora Energi Baru pada tahun 2026 ditargetkan sekitar Rp33 miliar,” ungkap Ricky.

Dalam suratnya, Ricky juga meluruskan pertanyaan Bursa mengenai akun keuntungan lain-lain. Terdapat pencatatan penerimaan dividen negatif sebesar Rp9.108.178.588. Angka ini muncul akibat standar akuntansi dalam laporan konsolidasian.

Dividen tersebut diterima dari anak usaha, PT Arkora Ekon Indonesia. Saham entitas anak ini dimiliki Perseroan lebih dari 99%. Transaksi antar grup wajib dieliminasi.

“Dengan demikian, nilai dividen muncul sebagai negatif pada akun keuntungan (kerugian) lain-lain – bersih sebagai bagian dari proses eliminasi konsolidasi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku,” terangnya.

Menutup penjelasannya, Ricky menegaskan komitmen perusahaan terhadap keterbukaan informasi. Pihaknya memastikan tidak ada kejadian penting lain yang disembunyikan dari investor.

“Sampai dengan surat ini dibuat, Perseroan tidak memiliki informasi atau fakta material lain yang belum diungkapkan kepada publik,” pungkas Ricky.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Ini Sederet Saham Pengungkit IHSG Sesi I, Naik 0,45% ke 8.659,116

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham...

Awas! 4 Saham Ini Bergerak Liar di Luar Kebiasaan, Bursa Beri Peringatan 

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menyalakan...

Gelontorkan Dana Rp125,93 Miliar, Karya Pacific Investama Caplok 4,03% Saham IATA

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Karya Pacific Investama, salah satu pemagang saham...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru