STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia ditutup melemah pada penutupan perdagangan Jumat (13/12/2024). Indeks saham utama di Tiongkok mencatatkan penurunan terbesar. Stimulus terbaru dari pemerintah Beijing dinilai tidak memenuhi ekspektasi pasar dan dianggap kurang efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mengutip CNBC International, Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 2,09% ke level 19.971,24. Sementara itu, indeks CSI 300 yang menggambarkan performa pasar saham di Tiongkok anjlok lebih dalam, turun 2,37% ke angka 3.933,18.
Pasar berharap lebih dari Beijing, terutama dalam menghadapi pelambatan ekonomi yang semakin nyata. Kecewa dengan kebijakan yang dianggap tidak agresif, investor pun merespons dengan menjual saham-saham mereka.
Penurunan saham di Tiongkok juga menular ke pasar saham Asia lainnya. Indeks Shanghai Composite turun 2,01% ke 3.391,88, menambah tekanan pada sentimen pasar regional. Kinerja buruk ini semakin diperburuk oleh data inflasi produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yang turut membebani pasar global.
Namun, pasar di Korea Selatan mencatatkan kenaikan. Indeks Kospi naik 0,5% ke level 2.494,46, sedangkan Kosdaq melonjak 1,52% ke 693,73. Saham-saham teknologi seperti Kakao dan Samsung Biologics menjadi pendorong utama penguatan pasar di negara tersebut.
Di Jepang, situasinya berbeda. Indeks Nikkei 225 dan Topix masing-masing melemah 0,95% dan ditutup pada level 39.470,44 dan 2.746,56. Meski demikian, survei Tankan menunjukkan optimisme di kalangan produsen besar Jepang, dengan indeks naik menjadi 14 dari sebelumnya 13.
Australia juga tidak luput dari tekanan. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,41% ke level 8.296, terendah dalam hampir satu bulan terakhir.
Investor kini menantikan data inflasi wholesale India yang diperkirakan akan turun menjadi 2,2% dari 2,36%. Data ini diharapkan dapat memberikan sedikit harapan di tengah tren pelemahan pasar global.