Rabu, Oktober 8, 2025
29.9 C
Jakarta

Saham DADA Jadi Incaran Investor Global, Vanguard Group Disebut Mulai Melirik

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) mulai mencuri perhatian investor global. Nama Vanguard Group, perusahaan manajemen aset raksasa asal Amerika Serikat, disebut-sebut masuk dalam radar emiten properti ini. Isu tersebut muncul seiring rencana pemegang saham pengendali DADA menurunkan porsi kepemilikan untuk memperbesar free float atau saham publik.

Skema itu dinilai ideal untuk Vanguard. Lembaga investasi dengan portofolio senilai 50 kali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia ini hanya masuk pada saham dengan free float besar, transaksi aktif, dan likuiditas tinggi. Portofolio Vanguard tercatat tumbuh dua digit setiap tahun berkat strategi investasi yang disiplin dan konsisten.

Analis pasar modal, Rendy Yefta, melihat kondisi ini bisa menjadi peluang besar bagi investor jangka panjang. “Para investor tetap harus memperhatikan manajemen uang dan profil risiko masing-masing,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Rendy menambahkan, pemegang saham DADA sebaiknya tetap menahan sahamnya untuk jangka panjang. Strategi ini dianggap paling aman menjelang pembagian dividen pada 10 Oktober 2025. Setelah itu, perdagangan saham diproyeksikan kembali normal dan lepas dari pemantauan khusus atau full call auction (FCA). Sementara bagi investor yang belum memiliki saham DADA, saat ini dinilai sebagai momentum tepat untuk mulai mengoleksi sebelum saham ini menjadi buruan investor global.

Pergerakan harga saham DADA dalam dua bulan terakhir ikut memperkuat sentimen. Sejak awal Agustus hingga penutupan 2 Oktober 2025, harga saham melonjak dari di bawah Rp50 per lembar menjadi Rp150 per lembar. Kenaikan ini semakin didorong isu masuknya investor besar, termasuk dua raksasa asal Jepang dan Vanguard Group. Jika Vanguard benar-benar masuk, peluang kapitalisasi pasar DADA menuju US$100 miliar dinilai terbuka lebar.

Pola investasi Vanguard di sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft, Apple, Mitsubishi, Meta, Kajima hingga NVIDIA juga memperkuat spekulasi. Polanya serupa: memperbesar free float publik, memperkecil porsi saham pengendali, lalu membuat transaksi harian super likuid.

Ada beberapa alasan saham DADA kini jadi incaran investor global. Pertama, akses ke aset properti premium. Melalui DADA, investor bisa masuk ke lahan komersial di kawasan Central Business District Jakarta, khususnya Sudirman–Thamrin–Segitiga Emas, yang dinilai masih jauh lebih murah dibandingkan Tokyo dan Osaka.

Kedua, dukungan pemerintah. Insentif terus digelontorkan, mulai dari pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga kucuran dana ratusan triliun rupiah untuk sektor riil. Kondisi ini membuat pasar properti Indonesia berada pada momentum emas. Ketiga, potensi lonjakan valuasi.

Di sisi lain, manajemen DADA dikabarkan tengah menyiapkan sejumlah aksi korporasi. Itu mulai dari right issue, akuisisi lahan, hingga konsolidasi aset. Semua langkah ini membutuhkan waktu dan kesabaran.

Situasi tersebut membuat saham DADA kurang cocok untuk trader jangka pendek. Rendy menegaskan perjalanan ini lebih ditujukan bagi investor yang siap menunggu hasil jangka panjang. “Bagi investor yang bersabar, hal ini menjadi peluang emas untuk meraih keuntungan luar biasa,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Dorong Energi Panas Bumi, Pertamina Geothermal (PGEO) Sertakan Modal ke PGEK Rp396 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO),...

Enam Anak Usaha Medco (MEDC) Lakukan Transaksi Afiliasi, Segini Nilainya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Enam anak perusahaan PT Medo Energi Internasional...

BEI Deteksi Aktivitas Tak Wajar di 4 Saham, Investor Diminta Lebih Hati-Hati

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mendeteksi...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru