Rabu, September 10, 2025
27.4 C
Jakarta

Saham DKHH Laris Manis! IPO Diserbu Investor, Oversubscribed Sampai 190 Kali

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Antusiasme investor terhadap IPO PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) benar-benar tinggi.

Dalam penjatahan terpusat atau pooling allotment, pemesanan yang masuk mencapai Rp3,8 triliun. Padahal, nilai yang dialokasikan hanya Rp20 miliar.

Dengan begitu, saham DKHH mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 190 kali.

DKHH melepas 530 juta saham ke publik. Jumlah itu setara 20,78% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Harga penawaran dipatok Rp132 per saham. Total dana yang berhasil dikumpulkan dari IPO ini mencapai Rp69,90 miliar.

Mengacu pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 15/2020, DKHH wajib mengalokasikan minimal 15% dari nilai emisi atau Rp20 miliar untuk penjatahan terpusat. Nilai itulah yang kemudian diserbu investor ritel.

Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas Wilson Sofan menyampaikan apresiasi terhadap antusiasme investor.

“Respon masyarakat yang luar biasa ini mencerminkan tingkat kepercayaan para pelaku pasar terhadap prospek bisnis jangka panjang perseroan di masa depan,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Direktur Utama PT Cipta Sarana Medika Tbk, Satria Muhammad Wilis, yakin langkah ekspansi yang dilakukan akan berdampak positif.

“Dengan adanya gedung baru dan penambahan fasilitas di rumah sakit yang sudah ada, kami percaya hal ini akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan di masa mendatang,” tuturnya.

Dana hasil IPO akan dipakai untuk membangun gedung baru di sekitar RS DKH Cibadak. Nilainya sekitar Rp40,76 miliar.

Gedung lima lantai ini akan dilengkapi fasilitas seperti poliklinik, ruang rawat inap eksekutif, dan ruang KRIS atau Kelas Rawat Inap Standar.

Sistem KRIS merupakan kebijakan baru yang menyamaratakan pelayanan rawat inap tanpa membedakan kelas BPJS.

Sekitar Rp3,62 miliar dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal. Termasuk pembelian alat CT-Scan serta perlengkapan medis dan non-medis.

Dana sebesar Rp612 juta akan dipakai untuk renovasi rumah sakit yang sudah ada.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Termasuk biaya pemasaran dan pembayaran vendor farmasi dengan sistem pembelian purchase order.

Tingginya permintaan layanan kesehatan membuat prospek bisnis rumah sakit kian menjanjikan.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terus diperluas pemerintah melalui BPJS Kesehatan juga menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.

Selain itu, peningkatan kepemilikan asuransi kesehatan swasta juga berdampak positif bagi rumah sakit yang melayani kelas menengah ke atas.

Saat ini, jaringan rumah sakit DKHH melayani pasien BPJS maupun pemegang asuransi swasta.

Manajemen DKHH berkomitmen memperkuat kinerja perusahaan agar bisa terus memberi nilai tambah bagi investor.

Perseroan menargetkan mulai membagikan dividen maksimal 50% dari laba bersih tahun buku 2024.

“Namun, besarnya dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas serta prospek usaha perseroan, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi serta memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya,” kata Satria.

Proses penawaran umum saham DKHH sudah rampung pada Selasa, 6 Mei 2025. Saham DKHH akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 8 Mei 2025.

Artikel Terkait

BEI Cabut Suspensi, Saham JARR dan 5 Emiten Ini Bisa Perdagangkan Lagi Mulai Besok

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka...

Per 8 September 2025, Garudafood (GOOD) dan Bel S A Resmi Jadi Pengendali Bersama KEJU

STOCKWATCHi.ID (JAKARTA) - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk...

IHSG Kembali Ambruk 1,78% ke 7.600 Dipicu Sederet Saham Ini, Ada BBCA, BREN dan AMMN

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Dibuka melemah di 7.748,512, Indeks Harga...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru