STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sempat melemah pada Rabu, namun akhirnya berhasil bangkit dan ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan Rabu (1/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (2/10/2025) WIB. Gerak tipis ini terjadi ketika pasar masih menimbang dampak dari penutupan sebagian operasi pemerintah AS.
Mengutip CNBC International, indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama termasuk euro dan yen, naik tipis 0,02% ke posisi 97,79. Sebelumnya, indeks ini sempat turun lebih dari 0,2% dan menuju pelemahan tahunan terdalam dalam 22 tahun terakhir.
Pemerintah AS resmi shutdown setelah rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek gagal disahkan di Senat. Partai Demokrat yang dipimpin Senator Chuck Schumer dan anggota DPR Hakeem Jeffries mendorong perpanjangan insentif pajak Obamacare. Sementara itu, Presiden Donald Trump mengancam akan memangkas manfaat untuk “sejumlah besar orang” jika tidak ada kesepakatan.
Daniel Tobon, analis valas di Citigroup, menilai hubungan antara shutdown dan pergerakan dolar sudah sering terlihat. “Secara historis, shutdown berkorelasi dengan melemahnya dolar AS, terutama terhadap mata uang safe haven seperti yen, franc Swiss, dan euro,” tulis Tobon.
Ia menambahkan pesimisme terhadap dolar masih kuat. “Ketidakpastian politik AS yang semakin besar bisa menekan dolar lebih rendah. Namun, jika shutdown cepat selesai, dampaknya kemungkinan terbatas dan pergerakan akan tetap di kisaran yang sama seperti beberapa bulan terakhir,” jelas Tobon.