STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) mengumumkan, Perseroan akan menghentikan seluruh kegiatan operasional terhitung mulai 31 Oktober 2024. Padahal, sejak IPO tahun 1997, ALMI merupakan produsen aluminium lembaran (rilling) terbesar di Asia Tenggara. Keputusan ini diambil manajemen karena kondisi keuangan Perseroan tak kunjung membaik hingga semester I 2024.
Wibowo Suryadinata, Direktur dan Sekretaris Perusahaan ALMI dalam keterbukaan informasi ke BEI, Selasa (29/10/2024) mengemukakan, aktivitas usaha Perseroan mulai terganggu sejak terjadinya krisis ekonomi global tahun 2018. Perseroan terimbas dampak negatif akibat penerapan tarif bea masuk ke Amerika Serikat yang merupakan negara tujuan ekspor utama produk aluminium.
Menurut Wibowo, berbagai upaya terus dilakukan oleh manajemen untuk mencari pasar penjualan yang baru, dengan menggandeng investor atau rekanan dalam bidang usaha aluminium lembaran. Namun, sayangnya, upaya tersebut belum juga membuahkan hasil positif. Bahkan, lanjutnya, pendapatan Perseroan pun terus menurun hingga titik terendah secara kuantitas, dari penjualan awal sebanyak 10.000 ton per bulan, menjadi hanya kurang dari 2.000 ton per bulan.
Selain melalui upaya perbaikan operasional, rapat umum pemegang saham Perseroan pada 7 Desember 2021 juga telah menyepakati untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau PMTHMETD sebesar Rp800 miliar untuk membantu meringankan beban utang Perseroan.
Bahkan, papar Wibowo, Manajemen Perseroan masih terus memberikan upaya terbaik untuk mempertahankan kelangsungan usaha Perseroan. “Hingga pada akhirnya, manajemen harus memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasi untuk jangka waktu yang belum ditentukan,” tulis Wibowo dalam laporannya.
Wibowo mengingatkan, penghentian kegiatan operasional ini akan berdampak langsung pada keuangan Perseroan. Pasalnya, seluruh pendapatan dan pengeluaran Perseroan dengan sendirinya bakal terhenti. Kecuali, biaya bunga bank dan kewajiban iuran-iuran lainnya. Sementara untuk kelangsungan usaha, Perseroan sampai saat ini masih mencari investor untuk mencari target pasar baru dalam rangka peningkatan fasilitas operasi Perseroan. Wibowo menegaskan bahwa, tidak ada permasalahan hukum yang timbul akibat penghentian kegiatan operasi. Sejauh ini, juga belum ada perubahan status hukum Perseroan.
Kondisi Keuangan ALMI
Keputusan manajemen untuk melakukan penutupan kegiatan operasional Perseroan sangat erat kaitannya dengan kondisi keuangan ALMI saat ini. Mayoritas posisi keuangan penting Perseroan mengalami penurunan signifikan. Indikatornya, adalah pendapatan yang anjlok dan kerugian yang terus berlanjut.
Mengutip laporan keuangan ALMI per 30 Juni 2024 yang dipublikasikan BEI, pendapatan Perseroan pada Januari-Juni 2024 mencapai US$18,29 juta, anjlok tajam 408% dari US$30,92 juta pada periode yang sama tahun 2023. Kemerosotan pendapatan disertai berkurangnya beban pokok pendapatan sebesar 35,53% menjadi US$21,17 juta, dari US$32,84 juta per Juni 2023.
Namun, ALMI menderita rugi kotor sebesar US$2,88 juta pada semester I 2024, meningkat 49,76% dari rugi kotor US$1,92 juta pada semester I 2023. Manajemen Perseroan mampu menekan turun beban usaha sebesar 48%, dari US$687.908 pada semester I 2023, jadi US$357.712 pada periode yang sama tahun 2024.
Akan tetapi, ALMI masih tetap menderita rugi usaha sebesar US$3,23 juta pada semester I 2024, naik 24% dari US$2,61 juta pada semester I 2023. Adapun rugi bersih ALMI mencapai US$2,71 juta pada Januari-Juni 2024, turun 18,7% dari rugi US$3,32 juta pada Januari-Juni 2023.
Per Juni 2024, total asset ALMI sebesar US$44,23 juta, turun sekitar 22,77% dari US$57,28 juta per Desember 2023. Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas Perseroan per Juni 2024, masing-masing sebesar US$24,07 juta dan US$20,16 juta.
Sekedar informasi, PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) merupakan produsen aluminium canai datar. Perseroan Didirikan pada tahun 1978, dan mulai melakukan produksi komersial aluminium sheet dan foil tahun 1983. Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan andalan Grup Maspion. (konrad)