STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan hari Selasa (22/7/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (23/7/2025) WIB). Indeks S&P 500 kembali mencetak rekor meski pergerakannya tipis. Sementara itu, Nasdaq justru melemah karena tekanan dari saham-saham teknologi.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) menguat 179,37 poin atau naik 0,4% ke level 44.502,44. Indeks S&P 500 (SPX) 500 naik tipis 4,02 poin atau 0,06% menjadi 6.309,62. Ini menjadi rekor penutupan ke-11 sepanjang 2025. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, justru turun 81,49 poin atau 0,39% ke posisi 20.892,69.
Penurunan Nasdaq dipicu oleh pelemahan saham-saham teknologi, khususnya sektor chip. Kabar dari The Wall Street Journal menyebut proyek kecerdasan buatan senilai US$500 miliar milik SoftBank dan OpenAI menghadapi kendala besar, bahkan harus menyusutkan rencana jangka pendeknya.
Saham Broadcom anjlok lebih dari 3%. Nvidia, yang selama ini jadi favorit investor AI, ikut turun lebih dari 2%. Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing juga melemah hampir 2%.
Tekanan juga datang dari sektor industri. Saham Lockheed Martin turun hampir 11% setelah laporan pendapatan kuartal kedua tidak memenuhi ekspektasi analis. Saham Philip Morris juga ambles 8% karena pendapatannya di kuartal yang sama meleset dari perkiraan.
Namun, penurunan di sektor teknologi dan industri diimbangi oleh kenaikan di sektor lainnya. Saham-saham kesehatan mencatat kinerja terbaik dengan kenaikan hampir 2%.
Saham IQVIA melonjak hampir 18% setelah mencatat pendapatan dan laba di atas ekspektasi. Saham Amgen dan Merck juga ikut menguat. Sementara itu, indeks saham perusahaan kecil, Russell 2000, naik 0,8%.
Hingga saat ini, sekitar 90 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah merilis laporan keuangan. Berdasarkan data FactSet, hampir 85% di antaranya membukukan hasil di atas perkiraan analis.
Investor kini menanti laporan keuangan dari perusahaan teknologi raksasa, termasuk Alphabet (induk Google) dan Tesla yang akan dirilis Rabu waktu setempat. Kedua perusahaan ini masuk dalam kelompok “Magnificent Seven” yang disebut-sebut akan menjadi pendorong utama pertumbuhan laba pada musim ini.
Kenaikan saham belakangan ini membuat pelaku pasar mulai berhitung seberapa jauh indeks bisa terus naik.
“Pasar ini seperti sedang berhenti di tempat,” ujar Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors kepada CNBC. Ia mematok target akhir tahun untuk S&P 500 di angka 6.600, yang berarti masih ada potensi kenaikan hampir 5% dari posisi saat ini. “Kita perlu laba yang sangat kuat dari sektor teknologi untuk bisa membawa pasar naik lebih tinggi lagi.”
Dari sisi geopolitik, para pelaku pasar juga mencermati perkembangan kebijakan tarif. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan kemungkinan besar tenggat waktu kesepakatan perdagangan dengan China akan diperpanjang. Ia juga berencana bertemu pejabat China di Stockholm pekan depan.
Sementara itu, Presiden Donald Trump menyebut Amerika Serikat telah “menyelesaikan” kesepakatan perdagangan dengan Filipina, termasuk tarif 19% untuk barang impor dari negara tersebut. Namun, pemerintah Filipina belum memberikan konfirmasi atas pernyataan itu.