STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA terus menjaga kualitas kredit agar tetap sehat meski pertumbuhan kredit terus dipacu. Strategi ini ditempuh melalui pengelolaan kredit sejak awal hingga tahap penyelesaian. Hal ini diungkapkan John Kosasih, Wakil Presiden Direktur BCA, saat Public Expose Live 2025 yang digelar Bursa Efek Indonesia, Kamis (11/9/2025).
John menjelaskan, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) BCA saat ini terjaga di level 2,2%. Sementara loan at risk (LAR) berada di 5,7%, turun dari tahun lalu yang mencapai 6,4%. “Ini mengalami terus penurunan. Kualitas kredit kita terus membaik,” ujarnya.
Dia menambahkan, pencadangan atau rasio coverage BCA juga sangat memadai. Saat ini coverage ratio BCA tercatat 167,2%. Sementara itu, untuk LAR coverage mencapai 68,7%. “Coverage ratio kita saat ini di atas 150%. Sedangkan untuk LAR, coveragenya hampir 70%. Secara umum, kami terus menjaga kualitas pembiayaan. Kualitas yang terjaga membuat pertumbuhan kredit bisa dipertahankan dengan baik,” kata John.
Terkait prediksi NPL hingga akhir tahun, John menegaskan fokus BCA adalah menjaga kualitas kredit secara konsisten. “Penjaganya tidak hanya dari penyelesaian, tapi juga dari inisiasi pemberian kredit, pengelolaan, hingga penyelesaian. Semua itu kami perhatikan agar kualitas kredit tetap baik,” jelasnya.
Soal rasio coverage, BCA menyesuaikan dengan kebutuhan. John menegaskan, pihaknya tidak asal menaikkan coverage ratio. “Kalau memang sudah cukup, ya sudah. Tidak perlu sampai 200%. Yang penting rasio coverage tetap mencukupi,” ujarnya.
BCA menargetkan pertumbuhan kredit 6-8% hingga akhir 2025. Rudy Budiardjo, SVP Investor Relations BCA, mencatat sepanjang Januari hingga Juni 2025, total penyaluran kredit mencapai Rp959 triliun.
Meski pada Juli 2025 pertumbuhan kredit melambat menjadi sekitar 1,5% secara bulanan, Rudy menyebut kondisi ini musiman. “Setiap tahun memang seasonality-nya seperti itu. Kami harap permintaan working capital meningkat di kuartal keempat, sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Pertumbuhan kredit tahun ini ditopang kredit produktif, terutama segmen korporasi, komersial, dan UMKM. Di segmen korporasi, sektor yang tumbuh positif meliputi jasa keuangan, perkebunan, pertanian, infrastruktur, dan energi.
Segmen komersial dan UMKM mendapat dukungan dari sektor logistik, transportasi, ritel, distribusi, serta bahan bangunan.
“Yang kami lakukan adalah terus menjaga kualitas pembiayaan dan pertumbuhan kredit agar tetap baik,” tutup John Kosasih.
Dengan strategi ini, BCA optimistis kualitas kredit tetap terjaga dan pertumbuhan pembiayaan bisa berlanjut secara sehat hingga akhir tahun.