STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) makin percaya diri dengan strategi yang dijalankan. Sepanjang semester pertama 2024, Telkom fokus mempercepat implementasi strategi Five Bold Moves (5BM). Ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi yang Perseroan lakukan sudah berada di jalur yang tepat. Telkom yakin hasilnya akan memuaskan para pemangku kepentingan dan masyarakat.
Heri Supriadi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, mengungkapkan optimisme ini dalam acara Public Expose Live 2024 yang digelar online, Senin (26/8/20224). Hadir juga dalam acara itu Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan. Heri menyampaikan bahwa Telkom terus menggarap transformasi lewat lima strategi utama, yaitu Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, dan Data Center yang dikelola oleh NeutraDC.
Heri menjelaskan, TelkomGroup fokus pada segmen Business-to-Consumer (B2C) dan Business-to-Business (B2B) untuk menangkap setiap peluang di sektor telekomunikasi. Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom merasa punya kesempatan besar untuk menjadi katalis dalam ekonomi digital. Hal ini penting mengingat industri telekomunikasi sedang berubah cepat mengikuti perkembangan teknologi.
Telkomsel, yang menjadi ujung tombak inisiatif FMC di segmen B2C, kini tengah mempercepat efisiensi operasional. TelkomGroup berharap aksi korporasi ini akan memberikan peningkatan pendapatan (revenue uplift), efisiensi biaya operasional, dan efektifitas belanja modal (Capex). Heri menyebutkan bahwa Capex yang dianggarkan berkisar antara 22-24% dari total pendapatan. “Capex ini akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan,” ujar Heri. Dengan langkah ini, Telkom berharap bisa terus tumbuh dan meningkatkan produktivitas.
Di segmen B2B, TelkomGroup melalui anak usahanya, NeutraDC, terus mengembangkan bisnis data center untuk menciptakan pendapatan yang berkelanjutan. NeutraDC bahkan berencana menambah kapasitas Data Center sebesar 18MW untuk Hyperscale Data Center di Cikarang. Mereka juga sedang mengembangkan Enterprise Data Center dan Edge Data Center untuk mengantisipasi permintaan Cloud Storage dan AI yang terus meningkat.
Selain itu, NeutraDC juga terbuka untuk kerja sama strategis dengan mitra global demi memperkuat posisinya sebagai pusat ekosistem digital. Langkah ini diharapkan bisa menambah nilai dan daya saing perusahaan di kancah internasional.
Telkom juga mendirikan entitas baru bernama PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai bagian dari inisiatif InfraCo. TIF sudah mulai beroperasi sejak 1 Agustus 2024. Entitas ini fokus pada pengelolaan aset infrastruktur Telkom. Transfer aset antara Telkom dan TIF diharapkan rampung pada 2025. Telkom optimis, langkah ini akan meningkatkan efisiensi dalam pengembangan aset di masa depan.
Heri juga menyampaikan bahwa persaingan bisnis di sektor telekomunikasi sangat ketat. Namun, Telkom tetap menargetkan pendapatan yang tumbuh meskipun hanya dalam low single digit. Untuk menjaga profitabilitas, Telkom melakukan berbagai efisiensi, terutama di middleline dan pengelolaan biaya. “Dengan efisiensi ini, insya Allah profitabilitas yang dihasilkan tetap terjaga,” tambah Heri.
.