Rabu, Agustus 20, 2025
33.7 C
Jakarta

Terendah Sejak 2021! Dolar AS Dibantai Euro, Cuma Bisa Menang Tipis dari Yen

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro dan poundsterling pada penutupan perdagangan Rabu (25/6/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (26/6/2025) WIB. Namun, dolar masih mencatat penguatan terhadap yen Jepang.

Mengutip CNBC International, pelemahan ini terjadi karena pelaku pasar kembali fokus pada prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve serta perkembangan kebijakan fiskal Amerika Serikat.

Dolar sempat mencatat pelemahan tajam pada awal pekan setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran. Kondisi perdagangan pada Rabu terpantau relatif tenang setelah dua hari penuh tekanan.

“Pasar sedang menunggu tema baru,” kata Steve Englander, Kepala Riset FX G10 Global dan Strategi Makro Amerika Utara di Standard Chartered Bank cabang New York.

Sentimen terhadap dolar juga tertekan oleh ekspektasi meningkatnya pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres AS hari kedua, kembali menegaskan bahwa bank sentral tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga. Ia menilai tarif baru dari pemerintahan Presiden Donald Trump berpotensi mendorong inflasi.

Namun sehari sebelumnya, Powell sempat mengatakan bahwa jika tidak ada tekanan dari tarif, The Fed kemungkinan sudah melanjutkan penurunan suku bunga. “Pasar memperhatikan pernyataan itu,” ujar Englander. “Nada Powell kali ini lebih dovish dibanding saat konferensi pers pekan lalu.”

Dua pejabat The Fed, Michelle Bowman dan Christopher Waller, juga memberikan sinyal kuat bahwa suku bunga sebaiknya segera dipangkas. Saat ini, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan total sebesar 62 basis poin hingga akhir tahun, naik dari perkiraan 46 basis poin pada Jumat lalu. Pemangkasan pertama sudah sepenuhnya diantisipasi terjadi pada September.

“Investor memilih menafsirkan pernyataan Powell sebagai sinyal bahwa The Fed sedang membuka jalan untuk pemangkasan suku bunga pada awal musim gugur,” ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Corpay, Toronto.

Sementara itu, pembicaraan soal tarif kembali jadi perhatian utama. Pemerintahan Trump menetapkan batas waktu 9 Juli untuk menyelesaikan negosiasi dagang demi menghindari tarif balasan dari negara mitra. Englander memperkirakan batas waktu ini kemungkinan akan diperpanjang demi menenangkan pasar, mengingat Kongres AS juga tengah menggodok rancangan undang-undang pajak dan belanja.

Perpanjangan jeda tarif ini dinilai bisa jadi sentimen positif bagi pasar, tapi berdampak negatif ringan bagi dolar.

Euro menguat 0,43% ke posisi US$1,1658, tertinggi sejak Oktober 2021. Poundsterling naik 0,33% ke US$1,3659, level tertinggi sejak Januari 2022.

Penguatan euro juga dipicu oleh ekspektasi belanja fiskal yang lebih besar di kawasan Eropa. Sementara itu, franc Swiss bertahan di dekat level tertingginya dalam 10,5 tahun, yakni di 0,804 per dolar.

Di sisi lain, dolar justru menguat 0,18% terhadap yen Jepang ke posisi 145,17. Bank of Japan dalam ringkasan rapat kebijakan bulan Juni menyebut perlunya mempertahankan suku bunga di level rendah akibat ketidakpastian dampak tarif AS terhadap ekonomi Jepang.

Namun, seorang anggota dewan yang cenderung hawkish menyatakan bahwa Bank of Japan bisa saja perlu menaikkan suku bunga secara tegas untuk mengantisipasi tekanan inflasi.

Artikel Terkait

Tumbuh 41,6%, Laba Emiten Rumah Sakit (SILO) Rp476,41 Miliar di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), ...

Dolar AS Bergerak Variatif, Pasar Tunggu Sinyal dari Jackson Hole

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Transaksi Harian 7 Juta Kali, SeaBank Kantongi Laba Rp214 Miliar di Semester I-2025!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Seabank Indonesia mencatat kinerja...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru