STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Senin (14/7/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (15/7/2025) WIB. Penurunan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi waktu 50 hari kepada Rusia untuk menyetujui kesepakatan damai atau menghadapi sanksi tambahan.
Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent melemah US$ 1,15 atau 1,63% ke level US$ 69,21 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,47 atau 2,15% menjadi US$ 66,98 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Di awal sesi, harga minyak sempat menguat. Pasar memperkirakan sanksi baru dari AS akan segera diberlakukan. Namun, harga berbalik melemah setelah pernyataan Trump dianggap memberi ruang negosiasi yang cukup panjang.
“Pasar menganggap ini negatif karena tenggat waktunya masih lama. Ketakutan akan sanksi langsung ternyata lebih jauh dari perkiraan pasar pagi tadi,” kata Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group.
Trump sebelumnya mengumumkan pengiriman senjata baru ke Ukraina. Ia juga mengancam akan memberi sanksi kepada negara yang membeli ekspor Rusia jika tidak ada perdamaian dalam 50 hari ke depan.
Data dari sumber industri dan perhitungan Reuters mencatat ekspor produk minyak Rusia melalui laut pada Juni turun 3,4% dibanding Mei menjadi 8,98 juta ton metrik.
Tekanan terhadap Rusia terus meningkat. Di Washington, rancangan undang-undang bipartisan yang akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia mendapat dukungan kuat di Kongres.
Sementara itu, Uni Eropa hampir menyepakati paket sanksi ke-18 yang mencakup pembatasan harga minyak Rusia yang lebih rendah.
Pasar juga masih mencermati pembicaraan tarif antara AS dengan sejumlah mitra dagang utama. Uni Eropa dan Korea Selatan sedang menyiapkan kesepakatan dagang untuk menghindari dampak tarif besar yang akan diberlakukan mulai 1 Agustus.
“Ancaman tarif dari Trump benar-benar tidak bisa diterima,” tegas Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen dalam konferensi pers bersama Kepala Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic di Brussels.
Dari sisi pasokan, ada sedikit dukungan bagi harga minyak. Impor minyak mentah China pada Juni naik 7,4% secara tahunan menjadi 12,14 juta barel per hari. Ini merupakan level tertinggi sejak Agustus 2023, berdasarkan data bea cukai yang dirilis Senin.
“Pasar masih melihat kondisi yang ketat, meski sebagian besar penumpukan persediaan terjadi di China dan di kapal, bukan di lokasi utama,” ujar Analis UBS Giovanni Staunovo.