Rabu, Agustus 20, 2025
35.5 C
Jakarta

Trump Umumkan Deal Baru Sama Vietnam, S&P 500 Langsung Cetak Rekor Tertinggi!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan hari Rabu (2/7/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (3/7/2025) WIB). Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencetak rekor baru, sementara Dow Jones sedikit melemah.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun tipis sebesar 10,52 poin ke level 44.484,42. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 29,41 poin ke level 6.227,42 atau naik 0,47%. Sepanjang sesi, indeks ini sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa secara intraday dan akhirnya ditutup di rekor baru. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik 190,24 poin atau 0,94% menjadi 20.393,13. Ini juga menjadi penutupan tertinggi dalam sejarah bagi Nasdaq.

Penguatan Wall Street terjadi usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang baru antara AS dan Vietnam. Pengumuman ini disampaikan Trump melalui unggahan di platform Truth Social.

Kesepakatan itu mencakup tarif impor sebesar 20% atas produk dari Vietnam. Kabar ini langsung mendorong saham Nike naik 4%, mengingat sekitar setengah produk alas kaki mereka diproduksi di Vietnam dan Tiongkok.

Namun, pasar sempat mendapat tekanan di awal sesi. Laporan terbaru dari ADP menunjukkan sektor swasta kehilangan 33.000 pekerjaan pada Juni. Ini menjadi penurunan bulanan pertama sejak Maret 2023. Padahal, ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan pertambahan 100.000 pekerjaan.

Ross Mayfield, Investment Strategist di Baird, mengatakan pasar tenaga kerja AS memang sudah melemah sejak beberapa bulan terakhir. “Saya selalu bertanya-tanya apakah butuh laporan payrolls yang negatif untuk membuat The Fed lebih fokus pada pasar tenaga kerja ketimbang inflasi,” kata Mayfield kepada CNBC. “Ini mungkin jadi momen yang cukup menyita perhatian.”

Meski begitu, laporan ADP seringkali meleset dari laporan resmi nonfarm payrolls pemerintah AS, yang dijadwalkan rilis Kamis ini. Para ekonom memperkirakan laporan resmi akan menunjukkan pertambahan 110.000 pekerjaan.

Menurut Chief Investment Strategist CFRA Research Sam Stovall, jika data resmi nanti juga meleset dari ekspektasi, peluang penurunan suku bunga oleh The Fed bisa meningkat. Ia mengatakan, “Kalau laporan ketenagakerjaan cukup lemah, itu bisa membuka jalan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga.”

Stovall juga mengingatkan pernyataan Jerome Powell baru-baru ini. Ketua The Fed itu menyebut bank sentral seharusnya sudah memangkas suku bunga jika tidak ada kebijakan tarif dari Presiden Trump sebelumnya. “Kalau itu berlaku dulu, maka bisa juga berlaku sekarang, apalagi kalau data ketenagakerjaan lebih lemah dari perkiraan,” tambah Stovall.

Selain data ekonomi, investor juga memantau perkembangan RUU pajak dan belanja yang diajukan Trump. RUU itu lolos dengan selisih tipis di Senat pada Selasa, dan kini kembali ke DPR yang masih dihantui penolakan dari sejumlah anggota Partai Republik.

Artikel Terkait

Wall Street Bergerak Datar, Investor Menunggu Laporan Retail dan Catatan Fed

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan...

Bursa Eropa Menguat, Saham Pertahanan Jatuh Usai Pertemuan Trump-Zelenskyy

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

Bursa Asia Merosot, Saham SoftBank Jatuh Setelah Umumkan Investasi US$2 Miliar di Intel

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup dengan tren...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru