STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia stabil pada penutupan perdagangan Rabu (25/6/2025) waktu setempat, atau Kamis pagi (26/6/2025) WIB. Pelaku pasar memilih menunggu rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat sebelum ambil langkah besar.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot naik tipis 0,1% ke level US$3.327,91 per ons troi pada pukul 13.58 waktu New York. Sebelumnya, harga sempat menyentuh titik terendah dalam lebih dari dua pekan. Di sisi lain, harga emas berjangka AS justru turun 0,3% ke posisi US$3.343,10 per ons troi.
Permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven mulai melemah. Ketegangan antara Iran dan Israel mereda setelah tercapai gencatan senjata. Pasar jadi lebih tenang dan investor mulai melirik aset berisiko.
Penguatan indeks saham di Wall Street juga ikut menekan harga emas. Indeks S&P 500 dan Nasdaq sama-sama menguat dan mendekati rekor tertinggi baru.
Menurut Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures, kondisi saat ini belum cukup kuat untuk mendorong emas ke level tertinggi. “Dengan semua momentum dan potensi yang ada di pasar, faktor-faktor yang biasanya mendorong emas tetap gagal membawa harga ke puncak baru,” ujarnya.
Ia memperkirakan harga emas bisa turun lebih dalam jika situasi di Timur Tengah tak lagi memanas. “Jadi saya pikir arah selanjutnya lebih ke bawah; mungkin menyentuh US$2.900 jika situasinya tidak memburuk di Timur Tengah,” jelasnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut baik berakhirnya konflik antara Iran dan Israel. Ia berharap hubungan dengan Teheran membaik dan mencegah Iran membangun kembali program nuklirnya.
Dari sisi kebijakan moneter, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bank sentral tak perlu terburu-buru memangkas suku bunga. Tapi ia membuka peluang pemangkasan lebih cepat jika inflasi tetap terkendali. “Saya pikir jika ternyata tekanan inflasi tetap rendah, kita akan sampai pada titik pemangkasan suku bunga lebih cepat dari perkiraan,” kata Powell.
Saat ini, pasar memperkirakan kemungkinan lebih dari 85% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September.
Investor kini menunggu data PDB dan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis Kamis, serta data PCE pada Jumat. Data ini akan jadi petunjuk arah kebijakan The Fed selanjutnya.