Minggu, Oktober 19, 2025
32.8 C
Jakarta

Wall Street Anjlok! Trump Bikin Ulah Lagi, Dow Langsung Longsor 256 Poin!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup ambles pada akhir perdagangan Jumat (23/5/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (24/5/2025) WIB. Sentimen negatif datang setelah Donald Trump melontarkan ancaman tarif terhadap Apple dan Uni Eropa.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) anjlok 256,02 poin atau setara 0,61% menjadi 41.603,07. Indeks S&P 500 (SPX) 500 turun 39,19 poin atau 0,67% ke level 5.802,82. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, jeblok 188,53 poin atau 1% mencapai 18.737,21.

Saham Apple ikut terpukul setelah Trump menulis di platform Truth Social bahwa iPhone yang dijual di Amerika Serikat harus diproduksi di dalam negeri. Jika tidak, Apple harus membayar tarif setidaknya 25%.

Pernyataan ini menjadi langkah pertama Trump menargetkan perusahaan secara langsung dalam kebijakan tarif tahun ini. Sebelumnya, Trump hanya menyasar negara atau kawasan secara umum.

Trump juga mengemukakan negosiasi dagang dengan Uni Eropa “tidak ke mana-mana”. Ia menyarankan agar AS segera menerapkan tarif 50% terhadap barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Juni 2025.

Komentar Trump sempat mengguncang pasar. Namun, indeks saham sedikit bangkit dari level terendahnya setelah CNBC melaporkan bahwa Gedung Putih tidak menganggap pernyataan Trump sebagai kebijakan resmi.

Sebelumnya, tensi tarif sempat mereda. Pada April, Trump memberlakukan tarif pada banyak negara dan hampir menyeret S&P 500 masuk ke zona bearish. Namun kemudian ia menunda tarif terberat selama 90 hari dan menjalin kesepakatan awal dengan Inggris dan China.

Perkembangan itu sempat membuat pasar kembali optimistis. Bahkan, pekan lalu S&P 500 sempat pulih dan kembali ke level awal tahun. Namun aksi Trump hari Jumat membuat pasar kembali masuk ke zona negatif.

“Kita sempat menikmati angin segar selama enam minggu terakhir karena ketegangan perdagangan mereda. Itu jadi salah satu periode terbaik pasar dalam 75 tahun terakhir,” kata Ross Mayfield, investment strategist di Baird, kepada CNBC.

“Tapi retorika perang dagang yang kembali muncul ini bisa membalikkan arah. Saya tidak yakin kita akan menguji level terendah lagi kecuali eskalasi berlanjut, tapi ini jelas langkah yang salah dari sudut pandang pasar,” ujarnya.

Di sisi lain, saham United States Steel justru melejit 21% setelah Trump mengumumkan bahwa perusahaan tersebut akan menjalin “kemitraan” dengan Nippon Steel. Padahal, sebelumnya rencana akuisisi oleh perusahaan Jepang itu sempat ditolak.

Penurunan hari Jumat menambah kerugian mingguan. Dalam sepekan terakhir, S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq kompak turun lebih dari 2%.

Presiden dan Chief Investment Officer RFG Advisory, Rick Wedell, menilai fluktuasi pasar akibat ketegangan dagang ini bisa terus berlanjut selama masa pemerintahan Trump.

“Ini akan jadi semacam roller coaster yang terus berlangsung,” ujarnya. “Investor perlu paham bahwa isu perdagangan ini akan terus membayangi selama masa jabatan ini. Mereka melihat ini sebagai bagian dari warisan pemerintahan untuk memperbaiki kesepakatan dagang internasional.”

Wedell juga mengingatkan agar investor tidak terlena. “Saya hanya ingin mengingatkan, jangan pernah lengah, baik saat pasar terlihat membaik maupun saat memburuk,” ujarnya.

Artikel Terkait

Wall Street Tergelincir, Dow Jones Anjlok 300 Poin Gegara Isu Kredit Macet di Bank!

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street kembali...

Bursa Eropa Kompak Menguat, Saham Nestle dan Nordea Bank Jadi Bintang Utama

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

IMF Naikkan Proyeksi, Bursa Saham Asia Menguat! Kospi Cetak Rekor Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Mayoritas bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru