Kamis, Agustus 7, 2025
27.7 C
Jakarta

Wall Street Ambrol Lagi! Dow Anjlok 1.000 Poin Gara-Gara Tarif Trump ke China

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali terpukul pada penutupan perdagangan Kamis (10/4/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (11/4/2025) WIB.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 1.014,79 poin atau 2,5% menjadi 39.593,66. Indeks S&P 500 (SPX) 500 merosot 188,85 poin atau 3,46% mencapai 5.268,05. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, anjlok 737,66 poin atau 4,31% ke level 16.387,31.

Penurunan tajam ini menghapus sebagian besar lonjakan besar yang terjadi sehari sebelumnya. Pasar sempat euforia setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari terhadap beberapa negara.

Namun, kegembiraan itu tak bertahan lama.

Saham-saham teknologi besar ikut terjerembab. Apple turun 4,2%, Tesla ambles 7,3%, dan Nvidia kehilangan hampir 6%. Meta Platforms juga ikut melemah hampir 7%.

Pasar makin panik setelah Gedung Putih mengonfirmasi kepada CNBC bahwa tarif kumulatif atas produk dari China akan mencapai 145%. Angka itu terdiri dari tambahan tarif baru sebesar 125%, ditambah tarif sebelumnya sebesar 20% yang dikenakan akibat krisis fentanyl.

“Kami akan lihat nanti seperti apa hasilnya,” ujar Donald Trump dalam rapat kabinet, menanggapi kemungkinan perpanjangan masa penundaan tarif.

Tarif-tarif yang saat ini berlaku meliputi:

  • Tarif 145% atas seluruh barang dari China
  • Tarif 25% untuk aluminium, mobil, dan produk dari Kanada serta Meksiko yang tidak termasuk dalam perjanjian dagang USMCA
  • Tarif 10% atas seluruh impor lainnya

Hari Rabu sebelumnya, pasar sempat melonjak tajam. S&P 500 melesat lebih dari 9%, jadi lompatan terbesar ketiganya sejak Perang Dunia II. Dow juga mencetak kenaikan harian tertinggi sejak Maret 2020. Nasdaq bahkan mencetak lonjakan harian terbesar kedua sepanjang sejarah.

Tapi kegembiraan itu ternyata hanya sementara.

“Investor sudah mulai sadar diri,” kata Melissa Brown, Managing Director SimCorp untuk riset terapan. “Ketidakpastian jadi masalah besar karena angka 145% itu bisa berubah kapan saja. Sulit menebak di mana titik terendah atau puncaknya.”

Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa sebagian besar negara hanya akan dikenakan tarif 10% selama 90 hari. Kanada dan Meksiko tak terkena tambahan tarif ini. Uni Eropa juga mengumumkan penundaan tarif terhadap barang dari AS selama 90 hari.

Meski begitu, pelaku pasar tetap khawatir. Menurut analis Morgan Stanley, tarif tinggi terhadap China membuat total tarif efektif saat ini berada di level tertinggi sepanjang sejarah.

“Penundaan memang membantu, tapi tidak mengurangi ketidakpastian,” tulis Michael Gapen, Kepala Ekonom AS di Morgan Stanley dalam catatannya.

Pasar saham seolah kembali diingatkan bahwa euforia bisa berbalik jadi kepanikan dalam sekejap.

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru