STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak kembali ke zona merah pada penutupan perdagangan hari Kamis (5/12/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (6/12/2024) WIB. Penurunan ini terjadi di tengah ketidakpastian menjelang rilis data tenaga kerja penting pada Jumat.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York turun 248,33 poin atau 0,55% menjadi 44.765,71. Indeks S&P 500 (SPX) merosot 11,38 poin atau 0,19% menyentuh 6.075,11. indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi juga melemah 34,86 poin atau 0,18% mencapai level 19.700,26.
Brian Leonard, manajer portofolio dari Keeley Teton, menyebut valuasi pasar yang tinggi sebagai salah satu penyebabnya. “Meskipun indeks mencapai rekor, tidak ada euforia besar. Valuasi sekarang terlalu mahal,” ujarnya kepada CNBC.
Para investor kini menunggu laporan tenaga kerja yang akan dirilis Jumat. Berdasarkan survei ekonom oleh Dow Jones, laporan itu diprediksi menunjukkan penambahan 214.000 pekerjaan pada November.
Data ini dianggap penting karena dapat memengaruhi keputusan Federal Reserve mengenai suku bunga. Ketua The Fed, Jerome Powell, sebelumnya mengatakan bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk mendukung kebijakan yang berhati-hati.
“Pasar tenaga kerja membaik, dan risiko ke bawah berkurang. Pertumbuhan ekonomi juga lebih kuat dari perkiraan, meskipun inflasi masih cukup tinggi,” ujar Powell.
Tekanan juga terjadi di pasar kripto. Harga Bitcoin turun di bawah US$100.000 setelah sebelumnya mencapai rekor. Saham terkait kripto seperti MicroStrategy dan Coinbase masing-masing melemah 4,8% dan 3,1%.