STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Wall Street berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa (2/12/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (3/12/2025) WIB. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan harga Bitcoin dan saham-saham teknologi. Para investor berhasil memulihkan sebagian kerugian dari sesi sebelumnya.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York menguat 185,13 poin setara 0,39% menjadi 47.474,46.. Indeks S&P 500 (SPX) tercatat naik 16,74 poin atau 0,25% mencapai 6.829,37. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, bertambah 137,752 poin setara 0,59% dan berakhir di 23.413,674.
Bitcoin tercatat naik sekitar 7% pada hari Selasa. Mata uang kripto ini kembali menembus level US$ 90.000 dan memulihkan kerugian hari sebelumnya. Pemain teknologi yang terkait dengan perdagangan kecerdasan buatan (AI) turut menopang pasar yang lebih luas.
Saham primadona cip AI, Nvidia, meningkat hampir 1%. Sementara itu, saham infrastruktur AI Credo Technology melonjak 10%. Saham ini bahkan mencetak rekor tertinggi berkat laporan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan.
Sesi perdagangan saham kali ini sempat berjalan naik turun. S&P 500 dan Dow Jones sempat masuk ke zona negatif. Nasdaq juga sempat mendekati garis datar sebelum akhirnya kembali bergerak naik.
Indeks utama AS memulai pekan ini di zona merah. Hal ini mengakhiri kenaikan beruntun selama lima hari pada Senin lalu. Sentimen penghindaran risiko sempat menekan pasar bullish dalam beberapa minggu terakhir. Kekhawatiran akan inflasi yang persisten, valuasi yang tinggi, dan imbal hasil atas belanja AI membebani investor.
Investor kini menantikan katalis yang dapat memicu reli akhir tahun. Trader saat ini optimis Bank Sentral AS atau The Fed akan memangkas target suku bunganya pada kesimpulan pertemuan kebijakan pekan depan. Pasar memperkirakan peluang pemangkasan sekitar 89%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan peluang pada pertengahan November menurut alat CME FedWatch.
Ahli strategi ekuitas global di Wells Fargo Investment Institute, Doug Beath, memberikan pandangannya terkait situasi ini.
“Pasar tampaknya telah menjauh dari ketidakpastian seputar kebijakan The Fed serta FOMC 10 Desember dan beralih fokus pada proyeksi pendapatan yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal keempat dan tahun kalender 2026, selain melihat melampaui kondisi ekonomi yang lemah yang sedang kita alami saat ini menuju percepatan pertumbuhan di tahun depan,” kata Doug Beath.
“Musiman juga mendukung saham di bulan Desember, terutama setelah bulan November yang lemah,” tambahnya.
Data sejarah juga mendukung tren positif ini. Menurut Stock Trader’s Almanac, S&P 500 rata-rata mencatatkan kenaikan lebih dari 1% pada bulan Desember. Ini menjadikan Desember sebagai bulan terbaik ketiga sepanjang tahun bagi indeks acuan tersebut dalam catatan sejak 1950.
