STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street Wall Street kembali bergejolak pada penutupan perdagangan hari Kamis (5/9/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (6/9/2024) WIB. Dow Jones jatuh 200 poin, meningkatkan kekhawatiran para pelaku pasar terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS kehilangan 219,22 poin atau sekitar 0,54% menjadi 40.755,75. Hal yang sama terjadi pada indeks S&P 500 (SPX), turun 16,66 poin atau 0,3% mencapai 5.503,41. Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi cuma naik tipis 43,36 poin atau 0,25% menyentuh 17.127,66.
Investor mulai panik karena khawatir kondisi ekonomi AS bakal makin terpuruk. Apalagi, laporan tenaga kerja yang akan dirilis Jumat nanti bisa jadi penentu besar bagi arah pasar ke depannya.
Menurut Arun Sai dari Pictet Asset Management, pasar sedang mengalami ketakutan terhadap pertumbuhan yang lambat. Ditambah lagi, data pasar tenaga kerja yang dirilis hari Kamis memperlihatkan sinyal campuran, bikin investor makin bingung.
Data payroll swasta menunjukkan pertumbuhan terlemah sejak 2021, memperkuat kekhawatiran tentang perlambatan pasar tenaga kerja. Namun, klaim mingguan tunjangan pengangguran malah turun dibandingkan pekan sebelumnya.
Pasar saham makin sensitif terhadap berita ekonomi yang kurang menggembirakan. Aksi jual besar-besaran di hari Selasa terjadi setelah munculnya data manufaktur yang lemah. Semua perhatian kini tertuju pada laporan ketenagakerjaan non-pertanian yang akan keluar Jumat. Laporan Juli yang lemah sebelumnya sudah memicu kekhawatiran resesi dan gejolak pasar sepanjang Agustus.
Mark Malek dari Siebert Financial mengatakan, kondisi saat ini sangat rentan. Jika data tenaga kerja yang keluar Jumat nanti jauh dari ekspektasi, pasar bisa bergerak liar ke salah satu arah. Sedikit saja penyimpangan dari prediksi, volatilitas pasar bisa langsung meledak.
Tak cuma itu, saham Tesla melonjak 4,9% setelah perusahaan ini mengumumkan rencana meluncurkan perangkat lunak self-driving di Eropa dan China awal tahun depan. Tapi di sisi lain, saham Frontier Communications justru anjlok 9,5% setelah Verizon mengumumkan akan membeli perusahaan tersebut dalam kesepakatan senilai US$20 miliar, yang lebih rendah dari harga penutupan Frontier pada hari Rabu. Saham Verizon sendiri turun tipis 0,4%.
Hari ini juga jadi lanjutan dari dua sesi penurunan berturut-turut untuk S&P 500 dan Nasdaq Composite. Meskipun Dow sempat mencatat kenaikan kecil, ketiga indeks utama masih melemah untuk pekan ini.
Investor kini bersiap menghadapi volatilitas yang lebih besar. Laporan tenaga kerja yang akan dirilis Jumat nanti bisa jadi pemicu gejolak pasar lebih lanjut.