STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali bergejolak pada penutupan perdagangan hari Kamis (19/12/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (20/12/2024) WIB. Dow Jones Industrial Average (DJIA) akhirnya berhasil naik setelah tertekan selama 10 hari berturut-turut. DJIA berhasil lepas dari rekor penurunan terburuk dalam 50 tahun.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York naik tipis 15.37 poin atau +0.04% menjadi 42,342.24. Indeks S&P 500 (SPX) turun 5.08 poin atau -0.09%, berakhir di level 5,867.08. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi melemah 19.92 poin atau -0.1%, ditutup pada 19,372.77.
S&P 500 dan Nasdaq Composite nyaris tidak bergerak. Kedua indeks ini mencerminkan kehati-hatian investor di tengah ketidakpastian pasar.
Saham Nvidia, yang sebelumnya membebani Dow Jones, melompat hingga 2%. Saham sektor keuangan seperti JPMorgan Chase dan Bank of America juga menunjukkan pemulihan. Sektor industri, kesehatan, dan utilitas turut mencatat kenaikan.
Gejolak pasar makin terasa setelah Federal Reserve membuat kejutan pada hari Rabu. The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4.25%-4.5%. Namun, bank sentral AS itu memberi sinyal pemangkasan suku bunga berikutnya hanya akan terjadi dua kali tahun depan, lebih sedikit dari prediksi sebelumnya yang sebanyak empat kali.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa kebijakan suku bunga saat ini sudah cukup “restriktif” untuk menekan inflasi. “Kami akan terus memantau data ekonomi untuk menjaga stabilitas inflasi dan pasar tenaga kerja tetap kuat,” ujar Powell.
Pasar merespons langkah The Fed dengan beragam reaksi. Indeks volatilitas Cboe (VIX), yang sering disebut “fear gauge” Wall Street, melonjak hingga 28.27 pada hari Rabu. Namun, pada hari Kamis, VIX turun lebih dari 16% ke level 23, memberikan sedikit kelegaan bagi investor.
Paul Meeks, Co-Chief Investment Officer Harvest Portfolio Management, mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati. “Koreksi ini bisa bertahan lama. Saham besar seperti Nvidia telah turun, jadi penting untuk bersikap waspada,” ujarnya kepada CNBC.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga mencatat kenaikan signifikan ke level 4.566%, setelah naik lebih dari 13 basis poin sejak rapat terakhir The Fed. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian pasar terkait arah kebijakan moneter di masa depan.