STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan hari Selasa (1/7/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (2/7/2025) WIB). Saham teknologi yang sebelumnya memimpin rebound malah ditinggalkan oleh investor.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 400,17 poin atau 0,91% menjadi 44.494,94. Indeks S&P 500 (SPX) 500 turun tipis 6,94 poin atau 0,11% menuju level 6.198,01.. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melemah 166,85 poin atau 0,82% mencapai 20.202,89.
Pelemahan ini terjadi karena investor mulai menjauhi saham-saham teknologi besar yang sebelumnya sempat jadi primadona. Sektor teknologi informasi di S&P 500, yang mencakup Nvidia, Palantir, dan Advanced Micro Devices, turun lebih dari 1%.
Sektor jasa komunikasi juga melemah lebih dari 1%. Sebaliknya, investor mulai melirik saham sektor kesehatan dan material. Kenaikan saham Amgen, Johnson & Johnson, dan UnitedHealth ikut mengangkat Dow Jones yang terdiri dari 30 saham utama.
Untuk perdagangan berjangka (futures) di sesi malam, pergerakannya juga nyaris datar. Futures Dow Jones hanya naik 7 poin atau 0,02%. S&P 500 futures menguat tipis, dan Nasdaq 100 futures naik 0,03%.
Di luar pasar saham, investor juga mencermati perkembangan di Senat AS. RUU pajak dan anggaran yang diusulkan Presiden Donald Trump berhasil lolos secara tipis di Senat dan kini dikirim kembali ke DPR untuk mendapat persetujuan penuh.
Kepala Investasi HSBC Global Private Banking and Wealth Management Americas, Jose Rasco, memperkirakan volatilitas pasar masih akan terjadi. “Kami memperkirakan akan ada lebih banyak gejolak di pasar obligasi, bahkan setelah RUU itu disahkan, apa pun bentuk akhirnya,” ujarnya di acara Closing Bell: Overtime.
Menurut Rasco, gejolak ini hanya bersifat sementara. “Begitu semuanya selesai dan The Fed kembali bergerak, masih ada banyak potensi kenaikan di pasar,” lanjutnya.
Sementara itu, investor juga terus mencermati perkembangan negosiasi dagang menjelang berakhirnya jeda tarif selama 90 hari yang ditetapkan Trump.
Dari sisi data ekonomi, pelaku pasar menunggu laporan tenaga kerja sektor swasta versi ADP yang akan dirilis Rabu pagi waktu AS. Analis yang disurvei Dow Jones memperkirakan ada tambahan 120.000 lapangan kerja pada Juni, jauh lebih tinggi dibanding 37.000 di Mei.
Namun sorotan utama pekan ini tetap tertuju pada laporan ketenagakerjaan utama bulan Juni yang dijadwalkan rilis Kamis pagi.