STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan Selasa (21/5/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (22/5/2024) WIB. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite naik, didorong oleh harapan terhadap laporan pendapatan Nvidia yang akan keluar Rabu.
Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS melambung 66,22 poin atau 0,17% menjadi 39.872,99. Indeks S&P 500 (SPX), bertambah 13,28 poin atau 0,25% mencapai 5.321,41. Adapun indeks komposit Nasdaq (IXIC), melonjak 37,75 poin atau 0,22% menyentuh 16.832,62.
Saham Nvidia naik 0,6% menjelang rilis laporan pendapatannya. Para analis memperkirakan raksasa semikonduktor ini akan kembali melaporkan hasil yang kuat. Saham Nvidia telah melonjak sekitar 92% sepanjang 2024 dan naik 205,1% dalam 12 bulan terakhir. Kenaikan ini didorong oleh optimisme bahwa kecerdasan buatan (AI) akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Matt Rowe, kepala strategi aset di Nomura Private Capital, mencatat bahwa investor sangat berminat pada saham Nvidia. “Orang-orang tidak ingin ketinggalan jika laporan keuangannya bagus,” katanya. “Namun, jika hasilnya tidak sesuai harapan, saham bisa turun dengan cepat dan tajam.”
Para investor memperkirakan saham Nvidia akan berayun hingga 9% naik atau turun sebagai reaksi terhadap laporan pendapatannya.
Saham Palo Alto Networks turun 3,7% pada hari Selasa. Meskipun mengalahkan ekspektasi untuk kuartal ketiga fiskal, perusahaan keamanan siber ini memberikan panduan kuartal saat ini yang hanya sesuai dengan perkiraan konsensus analis.
Hari perdagangan di Wall Street ini ditandai dengan berbagai pergerakan. Nasdaq mencatat rekor intraday dan penutupan, sementara Dow turun akibat penurunan tajam saham JPMorgan Chase.
Investor kini menantikan komentar dari pejabat Federal Reserve. Gubernur bank sentral Christopher Waller mengatakan ingin melihat beberapa bulan data inflasi yang mendukung sebelum menurunkan suku bunga.
Menurut Rowe, pasar telah “mengabaikan” beberapa komponen inflasi di tengah beberapa data konsumen yang mengkhawatirkan. “Dari sisi volatilitas, pasar seolah-olah tidak memperkirakan gangguan apapun dan yakin bahwa pasar akan terus naik perlahan tapi pasti. Namun, pasar tampaknya terlalu optimis di dunia yang tidak sempurna. Ada banyak hal yang bisa mengganggu ketenangan ini,” tambah Rowe.