Kamis, Oktober 9, 2025
26.8 C
Jakarta

Wall Street Cetak Rekor Baru, S&P 500 dan Nasdaq Kompak Menguat di Tengah Shutdown Pemerintah AS

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (8/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (9/10/2025) WIB. Dua indeks utama, S&P 500 dan Nasdaq Composite, sama-sama mencetak rekor tertinggi baru meski penutupan sebagian operasi pemerintah AS masih berlanjut hingga pekan kedua.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York melemah tipis 1,20 poin menjadi 46.601,78. Indeks S&P 500 (SPX) menguat 0,58% ke posisi 6.753,72. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik 1,12% atau 255,02 poin ke level 23.043,38.

Pasar saham relatif tenang menghadapi hasil rapat The Federal Reserve bulan September. Risalah rapat menunjukkan pandangan yang berbeda di antara pejabat The Fed terkait seberapa jauh suku bunga perlu dipangkas. Dalam rapat itu, The Fed memangkas suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini.

Saham Nvidia naik 2% setelah CEO Jensen Huang mengungkap lonjakan permintaan chip dalam beberapa bulan terakhir. “Tahun ini, terutama enam bulan terakhir, permintaan komputasi meningkat tajam,” ujarnya kepada CNBC. Ia juga membenarkan keterlibatan Nvidia dalam pendanaan startup kecerdasan buatan milik Elon Musk, xAI, dan menyebutnya sebagai “peluang pendanaan yang sangat menarik.”

Analis investasi Baird, Ross Mayfield, menilai pernyataan Huang menjadi sinyal positif bagi pasar. “Masih ada permintaan untuk chip dan perangkat lunak yang dibangun di atas teknologi itu. Fakta bahwa Nvidia masih melihat permintaan tinggi memberi keyakinan bahwa belanja modal di sektor ini belum kehilangan arah,” katanya kepada CNBC.

Sehari sebelumnya, saham Nvidia sempat tertekan setelah laporan menyebut Oracle menghadapi margin tipis di bisnis komputasi awan serta merugi dalam beberapa kontrak penyewaan chip Nvidia. Hal itu sempat memicu kekhawatiran pasar akan munculnya gelembung baru di sektor kecerdasan buatan seperti era dot-com pada akhir 1990-an.

Mayfield menilai euforia pasar masih bisa berlanjut, meski koreksi tajam tetap mungkin terjadi. “Pada akhir 1990-an pun, indeks Nasdaq sempat mengalami koreksi besar setiap tahun. Jadi, masih akan ada koreksi besar di saham teknologi sebelum kita benar-benar mencapai puncak pasar bullish,” ujarnya.

Di sisi lain, krisis politik di Washington belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Penutupan sebagian operasi pemerintah AS kini memasuki hari kedelapan setelah Senat kembali gagal meloloskan dua rancangan anggaran darurat untuk membuka kembali pemerintahan.

Situasi ini belum banyak mempengaruhi pasar saham, namun dikhawatirkan bisa menekan ekonomi jika berlangsung lebih lama. Presiden Donald Trump bahkan menegaskan tidak semua pegawai federal yang dirumahkan akan menerima gaji tertunda. “Tergantung siapa yang dimaksud,” ujarnya, seraya menambahkan anggota militer aktif mungkin tidak akan menerima gaji yang dijadwalkan dibayarkan pada 15 Oktober mendatang.

Artikel Terkait

Saham Eropa Menguat Usai Uni Eropa Rencanakan Pemangkasan Kuota Impor Baja

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa kompak ditutup menguat...

Bursa Asia Bergerak Bervariasi, Saham CF PharmTech Melejit 224% di Hari Pertama Go Public

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada...

Wall Street Terpeleset, Reli S&P 500 Terhenti Akibat Kekhawatiran Shutdown dan Saham Oracle Ambruk

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak melemah pada perdagangan Selasa...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru