Rabu, Agustus 6, 2025
28.7 C
Jakarta

Wall Street Ditutup Menguat, Investor Galau Gara-Gara Sikap The Fed dan Isu Perang Dagang

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali menguat meski sempat bergerak naik turun pada penutupan perdagangan Rabu (7/5/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (8/5/2025) WIB, Pelaku pasar masih mencerna sinyal hawkish dari The Federal Reserve (The Fed) dan perkembangan isu perang dagang.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 284,97 poin atau 0,7% ke level 41.113,97. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 24,37 poin atau 0,43% ke level 5.631,28. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melesat 48,5 poin atau 0,27% ke posisi 17.738,16.

Saham Walt Disney ikut mendorong Dow Jones setelah melonjak hampir 11%. Lonjakan ini terjadi usai perusahaan mencatat laba kuartal II fiskal yang melebihi ekspektasi. Disney juga mencatat lonjakan jumlah pelanggan layanan streaming secara mengejutkan.

Sesuai perkiraan, Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25% hingga 4,5%. Angka ini tidak berubah sejak Desember lalu.

“The Committee is attentive to the risks to both sides of its dual mandate and judges that the risks of higher unemployment and higher inflation have risen,” tulis pernyataan resmi The Fed usai pertemuan.

Pernyataan tersebut muncul di tengah kekhawatiran baru soal potensi perang dagang global. Kenaikan harga akibat tarif bisa membuat target inflasi 2% The Fed semakin sulit tercapai.

Ketua The Fed Jerome Powell juga menyoroti dampak tarif. Dalam konferensi pers, ia menyebutkan, “Jika kenaikan tarif yang besar tetap berlaku, hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inflasi jangka panjang, dan menaikkan tingkat pengangguran.”

David Kelly, Chief Global Strategist JPMorgan Asset Management, menilai sikap The Fed kali ini cukup keras. Ia mengatakan dalam wawancara dengan CNBC, “Ini peringatan untuk pemerintahan. Kalau dibaca di antara barisannya, ‘Kebijakan kalian bikin inflasi dan pengangguran naik.’ Ini pernyataan yang agak hawkish. Mereka bilang, ‘Kami tidak akan buru-buru turunkan suku bunga karena ada risiko di dua sisi mandat kami dan kami belum tahu harus ambil langkah apa.’”

Di sisi lain, saham Nvidia naik 3% setelah laporan Bloomberg menyebutkan bahwa pemerintahan Trump akan mencabut pembatasan chip AI era Biden. Langkah ini mendorong optimisme di sektor teknologi.

Namun, tekanan juga datang dari saham-saham besar lainnya. Saham Alphabet anjlok sekitar 7%, sedangkan Apple turun sekitar 1%.

Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa Apple berencana menambahkan layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) ke browser Safari-nya. Langkah ini bisa menjadi sinyal berakhirnya kerja sama Apple dengan Google.

Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan tidak akan menurunkan tarif tinggi terhadap China sebagai syarat memulai kembali negosiasi dagang. Komentar ini disampaikan jelang pertemuan akhir pekan antara pejabat AS dan China di Swiss.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru