STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (17/5/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (18/5/2025) WIB. Indeks S&P 500 naik lima hari berturut-turut dan berhasil mencetak kenaikan mingguan yang cukup tajam. Penguatan ini terjadi meski data sentimen konsumen Amerika Serikat dirilis di bawah ekspektasi dan inflasi masih jadi perhatian utama pasar.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 331,99 poin atau 0,78% ke level 42.654,74. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menambahkan 41,45 poin atau setara 0,7% menjadi 5.958,38. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat 98,78 poin atau 0,52% menuju posisi 19.211,1.
Kenaikan pada Jumat ini membuat Dow Jones masuk ke wilayah positif sepanjang 2025. Sepanjang pekan ini, S&P 500 meroket 5,3%, Dow Jones menguat 3,4%, dan Nasdaq melesat 7,2%.
Saham-saham teknologi turut menopang penguatan pasar. Saham Nvidia melonjak sekitar 16% dalam sepekan. Saham Meta Platforms naik 8%, Apple menguat 6%, dan Microsoft mencatatkan kenaikan 3%.
Penguatan Wall Street terjadi meski indeks sentimen konsumen dari University of Michigan turun ke posisi terendah kedua sepanjang sejarah. Survei itu juga menunjukkan ekspektasi inflasi meningkat. Konsumen memproyeksikan harga akan naik 7,3% dalam 12 bulan ke depan, lebih tinggi dari proyeksi bulan lalu yang sebesar 6,5%.
Namun, investor tampaknya lebih fokus pada perkembangan positif dari hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Awal pekan ini, kedua negara sepakat melakukan jeda 90 hari dalam pemberlakuan tarif baru.
Kesepakatan ini disambut positif pasar karena dianggap meredakan kekhawatiran terhadap perang dagang yang lebih buruk dan risiko perlambatan ekonomi global.
“Pasar sedang melakukan penyesuaian ulang terhadap risiko stagflasi. Apa yang sebelumnya dianggap sebagai skenario dasar akibat kenaikan tarif, ternyata tidak benar-benar tercermin dalam data,” kata Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group.
Ia menambahkan, “Konsumen AS mungkin bilang mereka khawatir, tapi mereka tidak berperilaku seperti itu. Konsumsi tetap jadi faktor utama setelah semua kebisingan disaring.”
Pelaku pasar kini berharap akan ada kejelasan lebih lanjut soal arah kebijakan dagang dalam beberapa pekan ke depan.
Presiden AS, Donald Trump, pada Jumat menyatakan bahwa pemerintahannya akan mengirim surat kepada sejumlah negara yang berisi tarif baru. Surat tersebut diperkirakan akan dikirim dalam dua hingga tiga minggu dan menggantikan perundingan dengan negara-negara yang tidak sempat diajak bertemu langsung oleh AS.