STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada penutupan perdagangan Senin (10/11/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (11/11/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah Senat AS mengambil langkah penting menuju kesepakatan untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintahan federal yang telah berlangsung beberapa hari.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York bertambah 381,53 poin atau 0,81% ke level 47.368,63. Indeks S&P 500 (SPX) juga naik 103,63 poin atau 1,54% dan berakhir di posisi 6.832,43. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melonjak 522,63 poin atau 2,27% ke level 23.527,17.
Saham teknologi menjadi pendorong utama penguatan. Nvidia, Broadcom, dan sejumlah emiten besar sektor kecerdasan buatan (AI) memimpin reli setelah muncul kabar potensi berakhirnya penutupan pemerintahan yang mendorong investor kembali berani mengambil risiko.
Saham Microsoft naik 1,9%, memutus tren penurunan selama delapan hari berturut-turut, terpanjang sejak 2011. Sebelumnya, saham-saham berbasis AI sempat menekan pasar karena kekhawatiran terhadap valuasi yang terlalu tinggi.
Investor kini menunggu hasil negosiasi anggota parlemen yang tengah membahas rancangan undang-undang pendanaan federal untuk membuka kembali pemerintahan.
Langkah prosedural penting di Senat telah disetujui dengan minimal 60 suara. Delapan senator Demokrat ikut mendukung kesepakatan itu meski berbeda sikap dengan pimpinan partai mereka.
Kesepakatan tersebut akan membuka kembali pemerintahan hingga Januari dan membatalkan sebagian besar pemutusan hubungan kerja pegawai federal. Paket itu juga memberikan perlindungan baru bagi pekerja pemerintah. Namun, perpanjangan subsidi Affordable Care Act, isu penting bagi Demokrat, belum masuk dalam kesepakatan. Pemungutan suara terkait subsidi itu dijadwalkan berlangsung pada Desember mendatang.
Rancangan undang-undang ini masih menunggu pemungutan suara final di Senat sebelum dikirim ke DPR untuk disahkan. Ketua DPR, Mike Johnson, telah meminta seluruh anggota dewan segera menuju Washington agar pemungutan suara bisa dilakukan secepatnya pekan ini.
Kekhawatiran terhadap penutupan pemerintah menekan sentimen konsumen ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun. Berdasarkan survei Universitas Michigan yang dirilis Jumat lalu, penutupan ini juga menyebabkan tertundanya sejumlah laporan ekonomi penting, termasuk indeks harga konsumen dan produsen yang seharusnya dirilis pekan ini.
“November ini menjadi bulan yang cukup bergejolak bagi aset berisiko,” ujar Tim Holland, Chief Investment Officer di Orion, kepada CNBC. Ia menilai kekhawatiran terhadap penutupan pemerintahan, valuasi pasar, dan potensi gelembung AI menjadi pemicu utama tekanan pasar belakangan ini.
Dalam sepekan terakhir, Nasdaq yang sarat saham teknologi mencatat penurunan sekitar 3%, menjadi yang terburuk sejak aksi jual akibat tarif impor pada April lalu. Indeks S&P 500 dan Dow Jones juga melemah lebih dari 1% pada periode yang sama.
“Ketakutan minggu lalu cukup beralasan, tapi kini setidaknya satu dari tiga kekhawatiran besar sudah teratasi, dan itu hal yang positif,” kata Holland. “Jika pemerintahan kembali beroperasi, pertumbuhan laba tahunan sekitar 13%, dan faktor musiman tetap mendukung, kami masih cukup optimistis terhadap ekonomi dan aset berisiko hingga akhir tahun.”
