Jumat, Oktober 17, 2025
30.6 C
Jakarta

Wall Street Menguat Tipis, Investor Berharap Tarif Trump Bisa Ditekan Jelang 1 Agustus

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat tipis pada perdagangan hari Senin (14/7/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (15/7/2025) WIB). Investor tetap optimistis meski Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tinggi ke lebih banyak negara.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 88,14 poin atau 0,2% menjadi 44.459,65. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 8,81 poin atau 0,14% dan berakhir di level 6.268,56. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, juga mencatatkan kenaikan sebesar 54,8 poin atau 0,27% ke posisi 20.640,33.

Pasar masih mencermati isu tarif yang kembali mencuat usai Trump mengumumkan tarif 30% atas produk dari Uni Eropa dan Meksiko yang akan berlaku mulai 1 Agustus. Kedua pihak menyatakan masih akan terus berdialog dengan pemerintahan Trump untuk menegosiasikan tarif tersebut agar bisa ditekan.

Kenaikan pasar ditopang harapan investor bahwa tekanan tarif tersebut tidak akan bertahan lama dan kemungkinan akan dikompromikan menjelang tenggat waktu.

Di saat yang sama, pelaku pasar juga menunggu laporan keuangan kuartal II yang mulai dirilis minggu ini. Beberapa bank besar seperti JPMorgan Chase dijadwalkan melaporkan kinerjanya mulai Selasa.

“Pertanyaan besar bagi pasar dalam beberapa minggu ke depan adalah apakah laporan keuangan yang diperkirakan solid bisa mengalahkan kekhawatiran soal isu tarif yang masih terus menghantui,” ujar Glen Smith, Chief Investment Officer GDS Wealth Management.

Menurut Glen, sejauh ini pasar masih mampu bertahan di tengah kabar negatif terkait tarif dan lebih fokus pada ketahanan ekonomi dan prospek laba perusahaan.

Sentimen lain yang ikut dipantau pelaku pasar adalah ketegangan antara pemerintahan Trump dan The Federal Reserve. Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, menyebut Trump bisa memecat Ketua The Fed Jerome Powell “jika ada alasan”.

Pemerintah AS juga sedang menyoroti biaya renovasi gedung utama The Fed di Washington D.C. Trump sendiri sudah berulang kali mengkritik Powell karena belum juga menurunkan suku bunga.

Sementara itu, pelaku pasar juga menanti data inflasi minggu ini untuk melihat seberapa besar dampak tarif Trump yang sudah berlaku terhadap ekonomi AS.

Perdagangan Senin terjadi setelah pekan lalu Wall Street ditutup melemah. Namun indeks utama masih berada di dekat level tertingginya sepanjang masa.

Artikel Terkait

Wall Street Tergelincir, Dow Jones Anjlok 300 Poin Gegara Isu Kredit Macet di Bank!

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street kembali...

Bursa Eropa Kompak Menguat, Saham Nestle dan Nordea Bank Jadi Bintang Utama

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

IMF Naikkan Proyeksi, Bursa Saham Asia Menguat! Kospi Cetak Rekor Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Mayoritas bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru