STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali ditutup melemah pada penutupan perdagangan Rabu (11/6/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (12/6/2025) WIB. S&P 500 gagal melanjutkan tren kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Investor tengah mencerna berita kesepakatan dagang AS–China dan data inflasi terbaru.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun tipis 1,1 poin, menjadi 42.865,77. Indeks S&P 500 (SPX) 500 turun 16,57 poin atau setara 0,27% mencapai 6.022,24. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melemah 99,11 poin atau 0,5% ke posisi 19.615,88.
Data inflasi menunjukkan CPI naik 0,1% pada Mei dibanding April, lebih rendah dari perkiraan ekonom Dow Jones yang sebesar 0,2%. Core CPI – yang mengecualikan harga pangan dan energi – juga naik 0,1%, kembali di bawah ekspektasi.
Menurut Alexandra Wilson‑Elizondo, Co‑CIO Global Multi‑Asset Solutions di Goldman Sachs Asset Management, “Inflasi di Mei lebih rendah dari yang diperkirakan, menunjukkan tarif belum langsung berdampak besar karena perusahaan masih menggunakan stok lama atau secara perlahan menyesuaikan harga akibat permintaan yang tidak pasti.”
Dia menambahkan, “Saat kita menunggu jeda tarif 90 hari selesai, pasar akan berada di antara data inflasi dan ketenagakerjaan. Jika inflasi tetap terkendali atau pasar tenaga kerja melemah, Federal Reserve kemungkinan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga di kemudian hari.”
Negosiasi antara pejabat AS dan China menjadi sorotan utama minggu ini. Setelah dua hari pembicaraan di London, para pihak sepakat pada kerangka kerja yang membutuhkan persetujuan presiden kedua negara sebelum diterapkan. Sebagai bagian dari kesepakatan, China menyetujui ekspor mineral tanah jarang, sementara AS akan mencabut pembatasan teknologi canggih ke China.
Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan, “Tarif AS terhadap impor dari China tidak akan berubah dari tingkat saat ini.”
Presiden Donald Trump menyampaikan lewat unggahan di Truth Social bahwa kesepakatan dengan China sudah tercapai, tinggal menunggu persetujuan final darinya dan Presiden Xi Jinping. Dalam kerangka kesepakatan itu, Trump menyebut China akan lebih dulu memasok magnet dan “berbagai jenis logam tanah jarang yang dibutuhkan.” Sebagai gantinya, Amerika Serikat akan mengizinkan mahasiswa asal China untuk kuliah di kampus-kampus AS. Trump menegaskan, “KITA MENDAPATKAN TOTAL TARIF 55%, CHINA MENDAPATKAN 10%.”