STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street mengalami tekanan besar pada penutupan perdagangan hari Senin (9/12/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (10/12/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York merosot 240,59 poin atau 0,54% menjadi 44.401,93. Indeks S&P 500 (SPX) melemah 37,42 poin atau 0,61% menuju level 6.052,85. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi turun lebih dalam, kehilangan 123,08 poin atau 0,62% dan berakhir di 19.736,69.
Saham teknologi menjadi penyebab utama kejatuhan ini. Nvidia, yang sudah melonjak lebih dari 180% sepanjang tahun, turun 2,6%. Penurunan ini terjadi setelah regulator Tiongkok menyelidiki dugaan pelanggaran antimonopoli oleh Nvidia. Saham ini langsung kehilangan daya tariknya.
Nasib serupa dialami Advanced Micro Devices (AMD). Sahamnya anjlok 5,6% setelah Bank of America menurunkan rekomendasi dari “buy” menjadi “neutral.” Persaingan di sektor kecerdasan buatan semakin ketat, menjadi alasan utama langkah tersebut.
Tekanan juga dirasakan saham teknologi lain. Meta Platforms dan Netflix ikut melemah. Berita besar di sektor teknologi sangat memengaruhi pasar saat ini,
Selain itu, investor mulai menjauhi aset berisiko. Bitcoin, yang minggu lalu mencetak rekor menembus US$100.000, ikut terkoreksi. Kondisi ini mencerminkan kehati-hatian pasar menjelang rilis data inflasi penting minggu ini.
Para ekonom memperkirakan inflasi November, yang diukur dengan indeks harga konsumen (CPI), akan naik 0,3% secara bulanan dan 2,7% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatat kenaikan 0,2% dan 2,6%. Data ini akan menjadi kunci untuk memprediksi arah kebijakan Federal Reserve.
Namun, ada sisi optimisme. Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, menyebut pasar masih berada dalam tren naik. “Sentimen musiman tetap positif, meski ada tantangan kecil seperti penyelidikan Nvidia,” katanya.