STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Senin (17/11) waktu setempat atau Selasa pagi (18/11/2025) WIB. Aksi jual kembali menekan saham teknologi menjelang rilis laporan penting pekan ini. Pasar menunggu kinerja Nvidia dan data ketenagakerjaan AS untuk September.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York anjlok 557,24 poin atau 1,18% menjadi 46.590,24. Indeks S&P 500 (SPX) melemah 61,7 poin atau 0,92% mencapai 6.672,41.. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ambles 192,514 poin atau 0,84% jadi 22.708,075.
Wall Street berakhir di zona merah pada perdagangan Senin. Aksi jual kembali menekan saham teknologi menjelang rilis laporan penting pekan ini. Pasar menunggu kinerja Nvidia dan data ketenagakerjaan AS untuk September.
Tekanan terbesar datang dari Nvidia, Salesforce, dan Apple. Nvidia turun hampir 2% menjelang rilis kinerja kuartal ketiga yang dijadwalkan pada Rabu setelah penutupan pasar. Saham ini tertekan dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran valuasi yang dinilai terlalu tinggi. Blue Owl Capital juga jatuh hampir 6% karena kekhawatiran eksposurnya pada pembiayaan pusat data AI.
Ross Mayfield, Investment Strategist di Baird, menilai pasar sedang sensitif. “Ini akan menjadi, di satu sisi, penting untuk Nvidia mengonfirmasi permintaan masih ada, kalau mereka tidak melihat perlambatan,” ujarnya. Ia menilai perhatian investor bergeser. “Kami tahu ada permintaan untuk komputasi, jadi apa return on investment bagi perusahaan yang membeli semua chip ini?”
Ia menekankan betapa pentingnya panduan perusahaan. “Kalau mereka menawarkan panduan atau proyeksi permintaan yang sedikit saja melemah untuk chip mereka, pasar akan menanggapinya buruk,” katanya.
Nvidia akan menjadi fokus pasar sebelum Walmart merilis laporan keuangan pada Kamis pagi. Mayfield menilai laporan Walmart bisa memberi gambaran kondisi konsumen AS. “Saham konsumer, terutama tanpa kehadiran beberapa data pasar tenaga kerja ini, akan sangat, sangat penting untuk bagaimana pasar melihat musim liburan mendatang,” ujarnya.
Investor juga menunggu data nonfarm payrolls September yang dirilis pada Kamis. Data ini menjadi laporan pertama setelah layanan data pemerintah AS sempat ditutup sementara. Risalah rapat The Federal Reserve untuk Oktober juga dirilis pekan ini. Mayfield menilai risalah itu bisa memberi arah di tengah kondisi pasar yang, menurutnya, “masih berada dalam kekosongan data beberapa minggu ke depan saat pemerintah kembali bekerja normal.”
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed kembali turun. Pelaku pasar dalam Fed funds futures menilai peluang pemangkasan seperempat poin pada Desember mendekati 45%. Sebulan lalu probabilitasnya masih lebih dari 90% menurut CME FedWatch.
Alphabet menjadi pengecualian di tengah tekanan pasar. Saham induk Google dan YouTube ini melonjak 3,1% setelah Berkshire Hathaway mengungkapkan kepemilikan saham baru. Investor menilai langkah ini sebagai sinyal masih adanya nilai pada saham AI meski sudah reli sepanjang tahun.
Bitcoin bergerak sebaliknya. Aset kripto itu turun lebih dari 2%. Penurunan ini mengindikasikan melemahnya selera risiko dan sentimen teknologi. Bitcoin bahkan sempat merosot di bawah US$95.000 pada Jumat.
