Jumat, Oktober 17, 2025
26.4 C
Jakarta

Wall Street Tergelincir, Dow Jones Anjlok 300 Poin Gegara Isu Kredit Macet di Bank!

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street kembali ditutup melemah pada Kamis (16/10/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (17/10/2025) WIB. Kekhawatiran soal lonjakan kredit macet di sektor perbankan membuat investor cemas dan menekan indeks utama Wall Street.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York ditutup turun 301,07 poin atau 0,65% menjadi 45.952,24. Indeks S&P 500 (SPX) melemah 41,99 poin atau 0,63% ke posisi 6.629,07. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ikut terkoreksi 107,54 poin atau 0,47% dan berakhir di level 22.562,54.

Sektor perbankan menjadi pemberat utama pasar. Saham Zions Bank anjlok 13% setelah mencatat kerugian besar akibat kredit macet dari beberapa nasabah. Western Alliance juga merosot 11% setelah melaporkan dugaan penipuan oleh salah satu debiturnya.

“Pasar sedang sangat gugup terhadap potensi kerugian terkait kredit,” ujar Jed Ellerbroek, Manajer Portofolio di Argent Capital Management kepada CNBC. “Komentar dari bank-bank regional tidak diterima dengan baik oleh pasar, jadi sebagian besar saham bank kecil turun hari ini,” tambahnya.

Kecemasan investor makin meningkat setelah dua perusahaan yang terkait industri otomotif dinyatakan bangkrut pekan ini. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran soal praktik pinjaman longgar di pasar kredit swasta yang masih tertutup.

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, ikut memperingatkan potensi risiko di sektor tersebut. “Kalau Anda melihat satu kecoa, mungkin masih ada lebih banyak lagi,” kata Dimon dalam panggilan konferensi hasil keuangan bank awal pekan ini, menyinggung kebangkrutan First Brands dan Tricolor Holdings.

Saham Jefferies yang memiliki eksposur terhadap First Brands ikut terkoreksi 10% dan mencatat penurunan bulanan hingga 25%.

Di sisi lain, indeks volatilitas Cboe (Vix) melonjak ke level tertinggi sejak Mei. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun di bawah 4%, dan indeks dolar AS juga melemah hampir 0,5%.

Ketegangan dagang antara AS dan China turut memperburuk sentimen pasar. Presiden Donald Trump sempat mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100% pada seluruh barang impor dari China. Meskipun tensi sempat mereda, situasi kembali panas setelah Trump mengancam larangan impor minyak goreng dari China pada Selasa lalu.

“Pemerintahan Trump ingin mengendalikan lebih banyak hal dibanding pemerintahan sebelumnya, jadi mereka sering mengguncang pasar dengan cara yang tak terduga,” ujar Ellerbroek. “Investor harus menerima ini sebagai kenyataan baru dan tetap waspada,” lanjutnya.

Investor juga masih menunggu kejelasan soal penutupan pemerintahan AS yang sudah berlangsung tiga minggu. Kondisi ini membuat rilis data ekonomi penting dari lembaga federal tertunda tanpa batas waktu.

Artikel Terkait

Bursa Eropa Kompak Menguat, Saham Nestle dan Nordea Bank Jadi Bintang Utama

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

IMF Naikkan Proyeksi, Bursa Saham Asia Menguat! Kospi Cetak Rekor Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Mayoritas bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat...

Laporan Keuangan Bank Raksasa Dorong S&P 500 ke Zona Hijau

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru