Kamis, Agustus 7, 2025
33.5 C
Jakarta

Wall Street Tergelincir, Dow Jones Tiba-Tiba Drop Gara-Gara Data Ini!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu (4/6/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (5/6/2025) WIB. Indeks Dow Jones tergelincir setelah data tenaga kerja swasta menunjukkan pelemahan signifikan.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 91,90 poin atau 0,22% menjadi 42.427,74. Penurunan ini mengakhiri tren kenaikan selama empat hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 (SPX) 500 naik tipis 0,44 poin atau 0,01% ke posisi 5.970,81. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menguat 61,53 poin atau 0,32% mencapai 19.460,49.

Kekhawatiran pasar muncul setelah laporan dari perusahaan pengelola gaji ADP menunjukkan penambahan tenaga kerja swasta hanya sebanyak 37.000 pada Mei. Angka ini jauh di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan kenaikan sebesar 110.000. Bahkan, hasil April juga direvisi turun menjadi 60.000.

Laporan ADP ini menjadi sorotan karena bisa mencerminkan kondisi ketenagakerjaan menjelang rilis data resmi non-farm payrolls dari pemerintah pada Jumat mendatang. Menurut survei Dow Jones, pasar memperkirakan laporan tersebut akan menunjukkan pertambahan sekitar 125.000 pekerjaan.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung melontarkan kritik pedas kepada Ketua Federal Reserve Jerome Powell sesaat setelah data itu keluar. Ia menulis, “Terlambat Powell,” sambil menekankan bahwa bank sentral seharusnya segera memangkas suku bunga.

Namun, analis tetap mencoba melihat sisi positif dari kondisi ini. Kepala Riset dan Strategi Kuantitatif Horizon Investments, Mike Dickson, menilai pasar masih lebih baik dari yang dikhawatirkan.

“Saya pikir laporan ADP memang dikenal cukup fluktuatif, jadi kita perlu menunggu hingga Jumat untuk benar-benar menilai kondisi pasar tenaga kerja,” ujar Dickson kepada CNBC. “Data inflasi terakhir juga cukup jinak dan mengarah ke arah yang sehat.”

Meski begitu, Dickson memperkirakan pasar saham dalam jangka pendek akan cenderung stagnan. “Kita mungkin memasuki fase sepi pemicu pergerakan pasar selama sebulan ke depan,” tambahnya.

Sebelumnya, saham-saham teknologi menjadi pendorong utama reli pasar. Kenaikan ini membuat investor sedikit mengabaikan kekhawatiran soal tarif dan perlambatan ekonomi.

Pada perdagangan Selasa, Dow Jones sempat naik lebih dari 200 poin atau 0,5%. Kepercayaan investor semakin menguat bahwa pasar telah melewati fase terburuk dari kebijakan tarif.

Apalagi, beberapa tindakan Presiden Trump yang sempat membatalkan tarif membuat pelaku pasar yakin bahwa kebijakan tersebut lebih bersifat taktik negosiasi. Pekan lalu, pengadilan federal sempat membatalkan tarif yang diberlakukan, meski kemudian dikembalikan sementara oleh pengadilan banding.

Trump juga menyinggung kesulitan bernegosiasi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dalam pernyataan yang ia unggah di media sosial, Trump menyebut bahwa berurusan dengan Xi adalah hal yang “sangat sulit.”

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru