STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street melemah tajam pada penutupan perdagangan Senin (21/4/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (22/4/2025) WIB. Indeks utama rontok setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan kritik keras kepada Ketua The Fed, Jerome Powell.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) anjlok 971,82 poin atau turun 2,48% ke level 38.170,41. Indeks S&P 500 (SPX) 500 merosot 124,5 poin atau turun 2,36% mencapai 5.158,2. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, melemah 415,55 poin atau 2,55% ke posisi 15.870,9.
Penurunan ini didorong oleh kekhawatiran investor terhadap independensi bank sentral AS. Trump melalui akun Truth Social-nya menyebut Powell sebagai “Mr. Terlambat, pecundang besar,” dan menuntut agar suku bunga segera diturunkan.
“Ekonomi akan melambat kalau Powell tidak segera memangkas suku bunga,” tulis Trump dalam unggahan tersebut.
Komentar ini menambah ketegangan setelah pekan lalu ia juga mengancam akan “mengganti” Powell. Hal ini bahkan diakui oleh penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, yang mengatakan bahwa tim Trump tengah mempelajari opsi tersebut.
Situasi ini makin diperparah dengan minimnya kemajuan dalam pembicaraan perdagangan global. Justru, ketegangan dengan China makin meningkat. Beijing bahkan memperingatkan negara lain agar tidak membuat kesepakatan dengan AS yang bisa merugikan kepentingannya.
Michael Green, Chief Strategist di Simplify Asset Management, menyebut adanya ketegangan serius antara pemerintah dan The Fed.
“Salah satu hal yang makin terlihat jelas adalah ketegangan antara The Fed dan pemerintah,” katanya. “Kita seperti mengulang masa awal COVID, di mana ketidakpastian mengganggu perdagangan secara signifikan.”
Green juga menambahkan bahwa pasar masih menanti stimulus untuk mengimbangi dampak tarif yang telah diumumkan sebelumnya.
Saham-saham teknologi raksasa dari kelompok “Magnificent Seven” turut menyeret pasar. Saham Tesla anjlok 5,8%, sementara Nvidia turun lebih dari 4%. Amazon dan Meta masing-masing turun 3%. Produsen alat berat Caterpillar ikut tergelincir 2,8%.
Sementara itu, dolar AS juga tertekan dan menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain, harga emas melonjak dan tembus rekor di atas US$3.400 per ounce.
Pasar semakin tidak nyaman dengan ketidakpastian arah kebijakan. Sejak Trump mengumumkan gelombang tarif baru pada awal April, S&P 500 telah turun 9%, Nasdaq turun hampir 10%, dan Dow terkoreksi 9,6%.
Robert Haworth, Senior Investment Strategist di U.S. Bank, mengatakan bahwa pasar sedang kebingungan mencari arah.
“Kami melihat ini sebagai situasi yang tanpa kejelasan arah… khususnya karena kita belum tahu akan seperti apa kelanjutan dari kebijakan tarif,” ujarnya kepada CNBC.
Ia menambahkan, “Kalau ketidakpastian ini berlangsung lama — bisa sampai beberapa kuartal — maka ini akan jadi tantangan besar bagi laba perusahaan dan proses pengambilan keputusan.”