Jumat, September 12, 2025
27.2 C
Jakarta

Waskita Karya Raih Kontrak Baru Proyek Tambak Budidaya Ikan Nila Salin Rp238,86 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memperoleh kontrak baru untuk Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Penyelesaian Modelling Budidaya Ikan Nila Salin di Eks Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang, Jawa Barat. Nilai kontrak tersebut mencapai Rp238,86 miliar.

Corporate Secretary WSKT Ermy Puspa Yunita dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (09/9/2025), mengemukakan, proyek ini bertujuan meningkatkan produksi ikan nila salin sehingga dapat memenuhi permintaan pasar lokal dan pasar ekspor.

“Diharapkan budidaya ikan nila salin dapat dikembangkan serta dicontoh oleh masyarakat pembudidaya, khususnya yang berada di Pantura (Pesisir Utara) Jawa. Pasalnya, saat ini masih banyak tambak terbengkalai atau idle, sehingga perlu dimanfaatkan,” ujar Ermy dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Ermy, proyek konstruksi budidaya nila salin di eks TIR Karawang ini  terdiri dari kolam pembesaran seluas 230 ha dan kolam pembenihan dengan luas 36 hektar. Kemudian dilengkapi automatic feeder sebanyak 102 unit, rumah jaga tambak enam unit, rumah genset 20 unit, serta penangkal petir sebanyak 16 unit.

Ermy melanjutkan, budidaya ikan nila memiliki beragam potensi ekonomi. Tidak hanya diminati pasar, tapi juga membuka peluang produksi pakan ikan yang lebih banyak. “Budidaya ikan nila salin diharapkan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Maka akan mendorong kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.

Dia menambahkan, budidaya ini, mampu mengurangi dampak terhadap lingkungan. Pasalnya, ikan nila salin memanfaatkan daerah berair payau dan mempunyai Feed Conversion Ratio (FCR) lebih rendah, sehingga mengurangi beban ekosistem lokal.

“Sebagai BUMN Konstruksi yang berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun berbagai infrastruktur di Tanah Air, Waskita Karya terus berinovasi dalam mengerjakan proyek, termasuk pada pembangunan budidaya ini. Salah satunya dengan menggunakan geomembran sebagai dasar kolam budidaya,” ungkapnya.

Menurut Ermy, penggunaan geomembran bertujuan untuk menciptakan lingkungan kedap air yang stabil, menjaga kualitas air, dan meminimalisir kontaminasi tanah. Material ini, lanjutnya,  turut mencegah kebocoran, mengurangi risiko luka pada ikan, memudahkan pembersihan, mengontrol suhu air, serta membuat ikan lebih segar dan tidak bau tanah.

Ke depan, tegas Ermy, Perseroan akan terus berkomitmen mendukung program pemerintah sekaligus memberdayakan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana. “Waskita percaya, semakin banyak infrastruktur yang terbangun, maka semakin cepat pula pemerataan ekonomi di Indonesia bisa tercapai,” katanya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan bahwa , masih terdapat sekitar 78 ribu hektare (ha) tambak idle di kawasan Pantura Jawa. Pemerintah berencana untuk merevitalisasi lahan tersebut untuk menggenjot produktivitas perikanan, terutama nila salin. (konrad)

Artikel Terkait

BCA Buka Suara Soal Dividen Interim dan Payout Ratio Tahun 2025, Begini Bocoran John Kosasih

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Central Asia Tbk (BCA)...

Saham BBCA Terkoreksi, Direksi Singgung Buyback dan Kondisi Fundamental

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Harga saham PT Bank Central Asia...

Entitas Anak Sarana Menara (TOWR) Raih Fasilitas Kredit Rp500 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Direksi PT  Profesional Telekomunikasi Indonesia  (Protelindo)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru