Kamis, Agustus 21, 2025
29.1 C
Jakarta

Ditopang Faktor Ini, Laba Bersih BCA Terbang 34% dari Rp18 Triliun Menjadi Rp24,2 Triliun pada Semester I 2023!  

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatat pertumbuhan laba sebesar 34% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp24,2 triliun pada semester satu 2023 dibandingkan Rp18,0 triliun pada semester I 2022.

Kenaikan laba BCA antara lain ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sekitar 24,6%% menjadi Rp37,1 triliun ketimbang Rp29,8 triliun sepanjang periode Januari-Juni 2022. Selain itu, melonjaknya laba BCA dipicu oleh pertumbuhan pendapatan selain bunga sebesar 9,4% yoy menjadi Rp12,2 triliun dari Rp11,1 triliun per Juni 2022. Ini seiring kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4% yoy.

Menurut Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, pada semester satu 2023, BCA membukukan peningkatan total kredit sebesar 9,0% yoy menjadi Rp735,9 triliun dari Rp675,4 triliun. Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi.

“Segmen kredit konsumer terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang oleh hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, kami melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut. Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,” ujar Jahja dalam keterangan pers secara daring di Jakarta, Senin (24/7/2023.

Jahja mengemukakan, hingga Juni 2023, kredit konsumer tercatat menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi. Kemudian, diikuti oleh kredit komersial dan UKM. Adapun peningkatan kredit konsumer ditopang oleh KPR yang tumbuh 12,0% yoy menjadi Rp114,6 triliun dari sebelumnya Rp101,6 triliun. KKB naik 19,2% yoy menjadi Rp51,4 triliun Rp43,2 triliun. Saldo outstanding kartu kredit juga naik 15,4% yoy menjadi Rp14,6 triliun dari Rp12,7 triliun. Sehingga, total portofolio kredit konsumer meningkat 13,9% yoy menjadi Rp183,9 triliun dibandingkan Rp160,5 triliun.

Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,9% yoy mencapai Rp219,2 trilliun dari Rp197,5 triliun. Kredit korporasi juga naik 5,1% yoy menjadi Rp326,0 triliun ketimbang Rp310,2 triliun per Juni 2022.

Jahja menambahkan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 6,9% yoy menjadi Rp181,2 triliun di Juni 2023. Ini berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan konsumsi untuk kendaraan bermotor listrik sebesar Rp751 miliar per Juni 2023, atau tumbuh 44 kali lipat secara yoy.

“Dukungan untuk ekonomi sirkular juga terus diperluas dengan inisiatif baru berupa daur ulang limbah elektronik, sehingga total limbah operasional yang dikelola BCA mencapai 266 ton di semester I 2023,” tutur Jahja.

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Ini sejalan dengan portofolio kredit direstrukturisasi yang berangsur kembali ke pembayaran normal seiring pemulihan bisnis debitur. Portofolio kredit BCA yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan. Ini tercermin pada menurunnya Rasio loan at risk (LAR) menjadi 8,7% di semester I 2023 dibandingkan 12,3% di tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat sebesar 1,9% di semester I 2023, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya. “BCA senantiasa memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang kokoh, masing-masing sebesar 257,1% dan 61,6%,” imbuh Jahja.

Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi BCA tercatat turun Rp1,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi pendanaan, giro dan tabungan (CASA) naik 5,7% yoy menjadi Rp864,7 triliun per Juni 2023 dari Rp817,8 triliun per Juni 2022. CASA berkontribusi hingga 81% dari total dana pihak ketiga BCA. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,0% yoy menjadi Rp1.071 triliun dari Rp1.011 triliun per Juni 2022.  Kenaikan DPK turut berkontribusi terhadap lonjakan total aset BCA sebesar 7,3% yoy menjadi Rp1.357 triliun Rp1.264,5 triliun pada semester pertama 2022.

Jahja mengatakan, solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Per semester I 2023, total volume transaksi BCA naik 27% yoy menjadi 14,3 miliar transaksi dari 10 miliar transaksi. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh inovasi yang berkesinambungan di ekosistem multi-channels serta basis nasabah yang terus meningkat. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 44,0% yoy.

Rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) BCA tercatat sebesar 24,2% di semester I 2023, menyentuh level tertinggi sejak akhir tahun 2014. Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,7%, atau menjadi level tertinggi pasca pandemi. Cost to income ratio (CIR) tercatat sebesar 32,9% di semester I 2023, turun dari 34,3% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Artikel Terkait

Dollar AS Anjlok Setelah Trump Minta Gubernur Fed Mundur

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Penjualan 51% Saham BCA Era Megawati Disebut Rugikan Negara, Begini Jawaban BCA

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Penjualan 51% saham PT Bank Central...

Tumbuh 41,6%, Laba Emiten Rumah Sakit (SILO) Rp476,41 Miliar di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), ...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru