STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia meneruskan penguatan sekitar 2% pada penutupan perdagangan Senin (24/7/2023) waktu setempat atau Selasa (25/7/2023) WIB. Ini merupakan level tertinggi selama hampir tiga bulan terakhir. Bertambahnya harga komoditas ini antara lain dipicu oleh terpangkasnya pasokan, melonjaknya permintaan bensin dari Amerika Serikat (AS) dan harapan terhadap sejumlah langkah stimulus yang diambil Tiongkok.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2023 ditutup menguat 1,67 dolar AS atau 2,1% menjadi 78,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2023 berakhir terapresiasi 1,67 dolar AS atau 2,1% menjadi 82,74 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Penutupan harga WTI dan Brent merupakan yang tertinggi masing-msing sejak 24 April dan 19 April. Sudah empat minggu secara beruntun kedua harga acuan minyak mentah tersebut mengalami kenaikan.
Terpangkasnya pasokan minyak mentah dunia merupakan dampak dari kebijakan pemotongan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia yang dikenal dengan OPEC+. Ini memicu lonjakan permintaan dan pada saat bersamaan menimbulkan kekhawatiran terhadap ketersediaan pasokan. Harga bensin berjangka AS ikut kena imbasnya. Harga BBM tersebut melesat hingga menembus level tertinggi sejak Oktober 2022.
Sementara itu, pihak berwenang Tiongkok mengumumkan rencana untuk membantu meningkatkan penjualan mobil dan elektronik. Para investor menyambut baik langkah negeri Tirai Bambu tersebut karena diharapkan dapat menghidupkan kembali perekonomian Tiongkok yang lesu.